12 Siswa Fatih Bilingual School Aceh Raih Medali Ajang Riset Inovatif Internasional

0

pelita.online – Sebanyak empat tim terdiri dari 12 siswa SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh berhasil merebut medali di ajang Innovative Research Exhibition (IReX) Postgraduate Students Association of Institute System Biology, Universiti Kebangsaan Malaysia (PSAI), Kuala Lumpur, Malaysia. Tergabung dalam tim InoFatih, masing-masing tim menyumbangkan medali perak dalam babak final (25/5/2023) yang diikuti 59 tim dari Malaysia dan juga Perancis. Hasil ini menempatkan Indonesia menjadi juara kedua setelah Malaysia, dan diikuti Perancis sebagai juara ketiga. Kepala SMA Fatih Bilingual School, Biadelma Nanda Illiandi melalui rilis resmi (28/5/2023) mengungkapkan, prestasi ini bukan saja membanggakan pihak sekolah melainkan juga menjadi mengharumkan nama bangsa. “Ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi kami selaku pihak sekola di mana mereka menutut ilmu secara khusus dan tentunya mereka telah mengharumkan nama Indonesia di kompetisi tingkat internasional,” ungkap Bia.

Lebih jauh Kepala SMA Fatih Bilingual School menjelaskan, perwakilan Indonesia di kompetisi IRex 2023 tidak hanya berasal dari Aceh. “Namun hanya perwakilan dari Aceh saja yang meraih medali di ajang tersebut, yakni tim InoFatih yang terdiri dari empat grup siswa peneliti,” tegas Bia. 4 Grup Peneliti Muda “InoFatih”

Project Bata Kreueng

Grup pertama terdiri atas Muhammad Caesar Zia Bawana, Omar Tamil, dan Muhammad Ghiron Almaruzi. Mereke meneliti pemanfaatan cangkang kerang hijau dan ampas tebu yang dihaluskan sebagai alternatif dari bata merah untuk mengurangi kadar Radon dan eco isolator.

Project Rocobu

Grup kedua beranggotakan Dimas Arya Arkana, Khalil Ghibran dan Muhammad Yasya. Mereka menemukan alternatif rockwool dengan memanfaatkan campuran cocopeat dan tebu yang lebih banyak menyerap air sekaligus lebih hemat biaya produksi.

Project Seatofu

Grup ketiga terdiri dari Yusuf Raihan, T. Atha Salafy dan Althaf Anayatullah Asnawi. Mereka meneliti penggunaan ampas tahu dan lamun untuk mengurangi efek negatif rumah kaca (gas metana dari limbah gas hewan ternak).

Project MSL-Multi Soil Layering

Grup keempat tim InoFatih ini terdiri atas Ihsan Hidayatullah, Muhammad Zawil Wafa Al-Hafiz, dan Muhammad Sudaish Al-Hafiz. Mereka meneliti filterisasi limbah laundry menggunakan susunan perlite, kerikil, dan MSL block (campuran lumpur dan tanah mengandung belerang) guna mengurangi kadar surfaktan dan fosfat. Bia menyampaikan, kedua belas siswa FBS  tersebut sebelumnya telah menjuarai kompetisi serupa untuk tingkat lokal di Aceh sebagai syarat utama di ajang iRex2023. Selama enam bulan siswa mendapat pendampingan intensif oleh para guru pendamping yakni Nabila Humaira, Zahrina Shalhadan, dan Adib Gani Sila Nurcahya.

Membangun budaya penelitian

Kepada Kompas.com (29/5/2023), Kepala SMA Fatih Bilingual School menegaskan pihaknya memiliki komitmen membangun budaya penelitian di kalangan siswa.  “Kami memiliki departemen yang menaungi bidang penelitian dan projek siswa yang kami sebut dengan InoFatih sebagai bagian dari kegiatan khusus untuk menampung para siswa yang memiliki bakat dan minat di bidang penelitian,” jelas Bia. Dalam kesehariannya, Tim InoFatih selalu belajar dan nomengembangkan keahlian mereka untuk menemukan dan menyelesaikan masalah dalam bidang tertentu dalam bentuk penelitian dan projek. Dalam kegiatan sekolah sendiri, lanjut Bia, setiap tahunnya Fatih Bilingual School mengadakan Pameran Projek dan Sains yang diselenggarakan oleh Tim InoFatih untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang penelitian apa saja yang sedang dan telah dilaksanakan.

“Hal ini kami lakukan agar para siswa dapat mendapatkan masukan dari warga sekolah dan masyarakat sehingga dapat menambah motivasi dan mengembangkan lebih lagi projek mereka sehingga dapat bersaing secara Internasional,” ungkap Bia.

Lebih jauh Bia menjelaskan, guru memegang peranan penting dalam menumbuhkan budaya penelitian siswa. “Sebagai salah satu Kepala Sekolah Penggerak Angkatan I, kami juga diamanahkan untuk senantiasa mengintegrasikan Projek Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran di kelas,” ungkapnya. “Sebagai salah satu implementasinya, kami sudah menerapkan Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning atau PjBL) di setiap mata pelajaran yang ada di Fatih Bilingual School,” tambah Bia.

Untuk mencapai hal tersebut, jelasnya, seluruh guru sudah dibekali dengan hal teknis khusus mulai dari awal hingga penilaian akhir. “Hal ini membuat istilah penelitian dan projek tidak menjadi istilah asing di Fatih Bilingual School,” tutup Bia.

sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY