Wapres: Tingginya Angka Pengangguran karena Tak Siap Beradaptasi Terhadap Perubahan

0

Pelita.Online – Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengatakan persoalan tenaga kerja saat ini semakin kompleks. Dia menyebut bahwa angka pengangguran di Indonesia saat ini masih relatif tinggi.

“Sementara daya saing atau produktivitas tenaga kerja kita juga masih rendah. Data BPS pada Februari 2021 menunjukkan bahwa terdapat 19,1 juta tenaga kerja yang terdampak pandemi,” katanya dalam acara Rembuk Nasional Vokasi dan Kewirausahaan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Tahun 2020 di Tasikmalaya, Selasa (8/6/2021).

Hal tersebut diperparah dengan pertumbuhan angkatan kerja baru yang cenderung terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu juga minimnya penduduk usia angkatan kerja yang siap pakai.

“Tantangan menjadi semakin berat dengan perkembangan revolusi industri 4.0 dan teknologi digital yang semakin cepat dan mendisrupsi beragam sektor kehidupan termasuk industri dan ketenagakerjaan,” ujarnya.

Maruf menyebut masih tingginya angka pengangguran dan rendahnya daya saing karena ketidaksiapan dalam beradaptasi terhadap perubahan yang ada.

“Masih relatif tingginya angka pengangguran dan rendahnya daya saing antara lain disebabkan oleh ketidaksiapan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan disrupsi yang mengikutinya,” ungkapnya.

Dia mengatakan diperlukan konsep dan langkah perbaikan yang cepat, tepat, dan efisien sebagai fondasi untuk bisa bersaing terhadap negara lain di era teknologi digital saat ini.

“Tantangan nyata yang dihadapi dalam melaksanakan langkah-langkah strategis untuk menyiapkan SDM yang mampu bersaing secara global adalah kemampuan di bidang teknologi digital seperti big data, artificial intelligence (AI) dan internet of things (IOT),” katanya.

Menurutnya saat ini pemerintah membuat afirmasi kebijakan yang melibatkan beragam pemangku kepentingan.

“Guna mewujudkan tenaga kerja yang handal, Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Diperlukan keterlibatan pemerintah daerah, BUMN, swasta, Perguruan Tinggi dan lembaga riset, organisasi kemasyarakatan. Termasuk lembaga keagamaan seperti pondok-pondok pesantren yang tersebar di berbagai pelosok daerah,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY