2.000 Polisi Non-Muslim Kawal Puasa di Sulsel

0

Makassar, PelitaOnline.id – Sekitar 2.000 personel polisi non-muslim dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan akan dikerahkan dalam mengawal ibadah puasa di bulan Ramadhan khususnya pada malam hari saat hampir semua warga sedang menunaikan shalat Tarawih di masjid.

“Jadi jika bulan Ramadhan tiba, semua polisi non muslim akan dikerahkan mengawal ibadah,” ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera di Makassar, Sabtu, 4/6.

Bukan cuma di bulan Ramadhan saja, jika ada kegiatan keagamaan lainnya seperti Natal dan Tahun Baru juga lebih dominan umat muslim yang dikerahkan. Frans mengaku jika pengerahan polisi non muslim pada bulan puasa Ramadhan adalah bentuk pelayanan prima kepolisian terhadap penyelenggara hari-hari besar.

“Ini adalah agenda tahunan kami dalam menjaga keamanan dan ketertiban bagi masyarakat, kami juga tentu menghormati anggota kami yang menunaikan ibadah Ramadhan. Makanya, anggota yang non muslim lebih diutamakan,” katanya.

Sedangkan penjagaan jelang perayaan Idul Fitri 1437 Hijriyah atau H-7 Idul Fitri hingga H+7, pengamanan akan ditingkatkan dan disandikan sebagai Operasi Ketupat.

“Puncak dari pengamanan ibadah Ramadhan itu pada H-7 hingga H-7 Idul Fitri yang setiap tahunnya kita sandikan sebagai Operasi Ketupat,” jelasnya.

Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Makassar juga akan ikut ambil bagian dalam menjaga masjid dan memberikan keamanan bagi para jamaah yang akan beribadah di masjid pada bulan puasa Ramadhan 2016.

“Pasti, kita akan terjunkan anggota untuk menjaga beberapa masjid yang dianggap rawan terjadinya keributan,” ujar Kasatpol Pamong Praja Makassar Iman Hud.

Dia mengatakan, tanggung jawab dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat (Kamtibmas) memang ada pada kepolisian, tetapi Satpol PP hanya akan menjadi pelapis.

Iman menjelaskan jika anggotanya tidak akan terlibat penuh dalam menjaga setiap masjid yang ada di Makassar, namun hanya menjadi pelapis dalam artian bekerjasama dengan polisi dalam memberikan rasa aman tersebut.

“Kita hanya ‘back-up’ dan bukan tanggung jawab kita. Kita akan berkoordinasi dengan polisi dan unsur kecamatan serta kelurahan untuk bersama-sama menjaga masjid,” katanya.

Mantan Sekretaris Dinas Perhubungan Makassar itu mengaku jika masjid yang akan menjadi prioritasnya adalah masjid yang berada di tengah-tengah pemukiman warga dengan sejarah bentrokan.

Iman menyebut ada beberapa lorong-lorong di antara 143 kelurahan di kota ini yang memang selalu menjadi langganan bentrok antarpemuda atau melakukan kegiatan yang mengganggu ketenangan warga dalam beribadah.

“Inilah yang menjadi fokus kita karena tidak semua lingkungan masjid itu aman. Makanya, kita akan tugaskan anggota untuk berjaga di masjid rawan bersama aparat kepolisian dan warga,” sebutnya. (Ant)

LEAVE A REPLY