Rusia Klaim Kendali Bakhmut, Pertempuran Berdarah Perang Ukraina Berakhir?

0

pelita.online – Grup Wagner Rusia mengklaim telah mengambil kendali penuh atas bagian timur kota Bakhmut, Ukraina. Kota itu jadi tempat salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang selama setahun.

Jika klaim itu benar, berarti pasukan Rusia menguasai hampir separuh kota di timur Ukraina tersebut. Moskow terus mendesak untuk mengamankan kemenangan besar pertama mereka dalam beberapa bulan.

Kepala grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan, pasukannya kini telah merebut timur kota itu. Kelompok tentara bayaran itu mempelopori kampanye Rusia untuk merebut Bakhmut.

“Segala sesuatu di sebelah timur Sungai Bakhmutka sepenuhnya berada di bawah kendali Wagner,” kata Prigozhin di Telegram, Rabu, 8 Maret 2023.

Secara letak geografi, sungai itu membelah Bakhmut. Kota itu terletak di tepi petak wilayah Donetsk, yang sebagian besar sudah berada di bawah pendudukan Rusia.

Prigozhin telah mengeluarkan klaim keberhasilan prematur sebelumnya. Namun pasukan Ukraina tetap melawan.

Pekan lalu Ukraina tampak bersiap untuk mundur taktis dari Bakhmut, tetapi para pemimpin militer dan politik sekarang berbicara tentang mempertahankan posisi. Kyiv terus menekan pasukan penyerang Rusia.

“Tugas utama pasukan kami di Bakhmut adalah untuk mengasah kemampuan tempur musuh, untuk mengeluarkan potensi tempur mereka,” Serhiy Cherevatyi, juru bicara komando militer timur Ukraina, mengatakan kepada televisi publik pada hari Selasa.

Sementara, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan dalam laporan Rabu, 8 Maret 2023, bahwa musuh, meskipun mengalami kerugian yang signifikan, terus menyerbu kota Bakhmut.

Masuk Daftar Kota Hancur

Rusia telah membuat kemajuan dalam beberapa pekan terakhir di sekitar Bakhmut, tetapi serangan musim dinginnya – jauh di utara dan selatan, tidak menghasilkan keuntungan signifikan. Moskow mengklaim telah mencaplok hampir 20 persen wilayah Ukraina

Perebutan Bakhmut disebut akan menjadi langkah untuk mengkuasai kawasan industri Donbas, yang terdiri dari provinsi Donetsk dan Luhansk. Analis Barat mengatakan Bakhmut memiliki nilai strategis yang kecil.

Namun Kyiv mengatakan kerugian yang diderita Rusia dapat menentukan jalannya perang di masa depan. Pertempuran yang menentukan diharapkan terjadi akhir tahun ini ketika cuaca lebih baik dan Ukraina menerima lebih banyak bantuan militer, termasuk tank tempur berat.

Bulan-bulan peperangan telah menjadi salah satu yang paling mematikan dan paling merusak sejak Rusia menginvasi pada Februari tahun lalu.  Bakhmut masuk dalam daftar kota-kota yang hancur seperti Mariupol, Sievierodonetsk, dan Lysychansk.

Sebuah drone militer Ukraina menunjukkan skala kehancuran di Bakhmut, dengan memfilmkan blok apartemen yang terbakar dan asap mengepul dari daerah pemukiman.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan kurang dari 4.000 warga sipil – termasuk 38 anak-anak – tinggal di kota. Populasi sebelum perang di kota itu berjumlah sekitar 70.000.

“Situasi di kota sulit. Musuh secara aktif menyerbu posisi kami, namun mereka tidak berhasil dan menderita kerugian besar,” kata seorang penjaga perbatasan Ukraina dalam sebuah video yang dirilis oleh Layanan Perbatasan Negara.

“Mungkin karena dendam, mereka mencoba meledakkan dua jembatan. Tapi kami masih menerima semua yang kami butuhkan. Kota ini berdiri, karena Bakhmut dulu, sekarang, dan akan menjadi Ukraina. Kami akan tetap berhubungan,” ujarnya menambahkan.

Staf Umum Ukraina juga mengatakan pasukan Rusia melakukan lebih dari 30 serangan yang gagal selama beberapa hari terakhir di dekat Orikhovo-Vasylivka saja, 20 kilometer barat laut Bakhmut. Mereka menembaki daerah sekitar 10 pemukiman di sepanjang bagian Bakhmut di garis depan.

sumber : tempo.co

 

LEAVE A REPLY