AS Klaim Pasukan Rusia Kian Menumpuk di Dekat Ukraina dalam 24 Jam

0

Pelita.Online – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengatakan Rusia terus menambah pasukan dan alat tempurnya ke dekat perbatasan dengan Ukraina dalam 24 jam terakhir.
“Kami terus melihat, termasuk dalam 24 jam terakhir, lebih banyak akumulasi pasukan tempur yang kredibel dikerahkan oleh Rusia di bagian barat negara mereka dan Belarus,” kata juru bicara Pentagon, John Kirby.

Kirby mengatakan penumpukan pasukan Rusia ini tidak dramatis dan signifikan, seperti dikutip CNN.

Ketegangan Rusia dan Ukraina semakin memanas sejak Moskow dituduh tengah mempersiapkan invasi ke negara bekas pecahan Uni Soviet itu dalam waktu dekat.

Pasukan Rusia yang kian menumpuk di dekat perbatasan Ukraina semakin memicu kekhawatiran pemerintahan Presiden Vladimir Putin bisa kapan saja menyerang Kiev.

Per Januari 2022, intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan Rusia telah menempatkan lebih dari 127 ribu pasukan di dekat negaranya. Sebanyak 21 ribu merupakan personel angkatan udara dan laut.

Rusia juga disebut mengirimkan lebih banyak rudal taktis-operasional Iskander ke perbatasan, dan meningkatkan aktivitas intelijen mereka terhadap Ukraina, menurut kementerian tersebut.

Padahal, AS dan negara Eropa telah melayangkan ultimatum keras soal konsekuensi berat dan sanksi jika Putin terus bergerak melancarkan invasi ke Ukraina.
Intelijen AS pada Desember lalu memperkirakan Rusia bakal menyerang Ukraina di awal 2022.

Di akhir 2021, gambar satelit menunjukkan peralatan militer Rusia, termasuk senjata self-propelled, tank perang, dan kendaraan tempur infanteri, beraktivitas di tempat latihan yang diperkirakan berjarak hanya 300 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Rusia juga telah mengosongkan kantor kedutaan mereka di Ukraina. Hal itu semakin memperbesar asumsi bahwa Rusia tengah merencanakan pergerakan militer ke Ukraina.

Pejabat keamanan Ukraina menuturkan, sebanyak 18 anggota keluarga diplomat Rusia dipulangkan menggunakan bus pada 15 Januari. Sekitar 30 anggota lain ikut dipulangkan beberapa hari setelahnya.

Pengosongan ini menimbulkan kekhawatiran Rusia benar-benar bersiap untuk menginvasi Ukraina.

Terlepas dari ketegangan kedua belah pihak, utusan Rusia dan Ukraina berkomitmen menjaga gencatan senjata yang rapuh di wilayah Ukraina timur yang bergolak selama pembicaraan di Paris, Prancis, pada Rabu (26/1).

Utusan Rusia, Dmitry Kozak, mengatakan “terlepas dari semua perbedaan interpretasi, kami sepakat bahwa gencatan senjata (di Ukraina timur) harus dipertahankan oleh semua pihak sesuai dengan kesepakatan.”
“Kami membutuhkan jeda tambahan. Kami berharap proses ini akan membuahkan hasil dalam dua minggu,” seperti dikutip AFP.

sumber : cnnindonesi.com

LEAVE A REPLY