Austria Tutup Tujuh Masjid yang Didanai Turki

0
Foto: Masjid Wina/ilustrasi

Pelita.Online – Kanselir Austria, Sebastian Curtis, mengumumkan menutup tujuh masjid yang didanai Turki dan mengusir puluhan imamnya. Penutupan itu terjadi setelah salah satu masjid menggelar acara yang menampilkan salah satu pertunjukan mengingat peperangan perdalam sejarah pertempuran Khilafah Utsmani oleh anak-anak yang mengenakan seragam militer.

“Tidak ada tempat bagi masyarakat paralel, Islam politik dan ekstremisme di negara kita,” kata dalam Curtiz konferensi pers, seperti dilansir Al-Jazeera pada Ahad (10/06).

Menteri Dalam Negeri Austria, Herbert Keckel, menambahkan bahwa pihaknya juga mengusir sebanyak 60 imam dalam keputusan tersebut. Pengusiran itu juga termasuk keluarga para imam tersebut. Sehingga, total yang hak tinggalnya dicabut dalam keputusan itu 150 orang.

Pejabat mitra sayap kanan dalam koalisi pemerintah dengan kelompok konservatif ini bahwa mengatakan penggusuran telah dimulai terhadap beberapa imam yang didanai oleh Turki.

Partai oposisi Austria mendukung keputusan tersebut. Mereka mengatakan bahwa langkah pemerintah ini sarat makna.

Para pemimpin sayap kanan di Eropa juga menyambut baik keputusan pemerintah Austria. “Austria mengambil alih, mengkonfirmasikan bahwa Anda dapat melakukan apa yang Anda inginkan ketika Anda inginkan,” kata pemimpin Front Nasional Prancism Marin Le Pen di Twitter.

“Mereka yang mengeksploitasi keyakinan mereka untuk membahayakan keamanan suatu negara harus diusir,” kata pemimpin Liga Utara, Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salveni.

Pada awal Juni, surat kabar Austria menerbitkan foto-foto representasi ulang Pertempuran Gallipoli oleh anak-anak di masjid, memicu reaksi keras di kalangan politik Austria.

Gambar-gambar itu memperlihatkan dua anak laki-laki berseragam militer melakukan salut militer ketika mereka berdiri dalam antrian sambil melambai-lambaikan bendera Turki di depan sekelompok anak-anak. Dalam gambar lain, beberapa anak berbaring di darat, di mana mereka mewakili para korban pertempuran.

Sekitar 360.000 orang asal Turki tinggal di Austria, termasuk 117.000 dengan kewarganegaraan Turki. Hubungan antara Wina dan Ankara mengalami ketegangan setelah upaya kudeta terhadap Erdogan pada Juli 2016.

Sumber: Al-Jazeera
Redaktur: Sulhi El-Izzi

Kiblat.net

 

LEAVE A REPLY