Bank Sampah Ini Ajak dan Ajarkan Peserta Pelatihan Makan Maggot

0

Pelita.online – Maggot belakangan kian populer. Budidayanya sekaligus untuk mengurangi volume sampah organik. Kemudian berkembang lagi diolah menjadi minyak dan bahkan jadi makanan. Yang terakhir itu seperti yang diungkap Efrida Hartini, Ketua Unit Bank Sampah Eltari yang berbasis di Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.X

Dia menyampaikannya dalam kegiatan bimbingan teknis pengelolaan sampah yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Kabupaten Blitar di Kampus UB, Selasa sore, 7 Maret 2023. “Maggot bisa dikeringkan, lalu digoreng untuk kemudian bisa dimakan. Rasanya gurih dan menyehatkan,” kata Efrida menuturkannya kembali kepada Tempo, Rabu 8 Maret 2023.

Menurut dia, beberapa peserta tampak ragu saat diundang mencoba memakannya, mungkin karena tak pernah membayangkan menyantap larva atau belatung. Namun, setelah diyakinkan kudapan maggot aman dan menyehatkan, akhirnya satu per satu peserta berani mendekat dan tidak malu-malu mencoba mencicip.

Pemerintah sejak awal 2020 mencanangkan maggot sebagai bahan baku alternatif untuk pakan ikan. Maggot adalah sebutan untuk larva lalat jenis black soldier fly (BSF) alias lalat tentara hitam, Hermetia Illucens. Keunggulannya mengandung protein tinggi yang dibutuhkan ikan, selain pembuatan menjadi pakan mudah dan murah karena media utamanya adalah sampah organik.

Sejak menetas dari telur, maggot terus makan dan mengonsumsi bahan-bahan organik, termasuk sampah sisa makanan hingga sekitar 27 hari. Setelahnya, larva masuk fase prepupa, yaitu tahapan menjelang berubah jadi lalat dewasa.

“Enak, gurih. Tidak usah dibayangkan jijik. Ini maggot kering yang sudah digoreng. Tidak usah bayar,” ujar Efrida mengisahkan.

Berikutnya, Efrida menjelaskan cara mengolah maggot basah atau segar menjadi maggot kering yang bisa dikonsumsi. Dimulai dari maggot segar siap panen harus dalam kondisi bersih dimasukkan ke oven atau microwave. “Supaya nanti hasil dan tampilannya layak jual,” katanya sambil menambahkan, jika menggunakan oven biasa, tampilan maggot kering tidak bagus sehingga tidak layak jual. “Fisiknya kempes jika pakai oven biasa.”

Dalam kesempatan itu Efrida dan Bank Sampah Eltari juga unjuk produk aneka kerajinan hasil daur ulang sampah, seperti baju dan tas. Juga produk air minum hasil suling air hujan. “Jika pengelolaannya benar dan tepat, air hujan bisa digunakan untuk terapi penyakit,” kata Efrida.

Di antara yang mencicip menenggak produk air minum itu adalah Agus Suwarso, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar. “Bismillah, rasanya segar sekali, tidak kalah dengan air mineral dalam kemasan dan insya Allah jadi obat,” kata Agus.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY