Belum Ada Garansi Kompetisi Bergulir di Spanyol, Italia, dan Inggris

0

Pelita.online – Memperhitungkan kesehatan dan keselamatan menjadi prioritas sepak bola. Optimisme yang sempat muncul, kini kembali mengambang mengingat rumitnya protokol kesehatan untuk bisa kembali menggulirkan kompetisi.

Spanyol, Italia, dan Inggris belum menemu kata pasti kapan kompetisi akan digulirkan kembali. Primera Liga tidak akan bergulir sebelum semuanya dipastikan aman. Sepak bola Spanyol telah terhenti sejak 12 Maret, dua hari sebelum negara itu melakukan lockdown ketat, untuk memerangi wabah Covid-19 yang telah merenggut lebih dari 22.000 jiwa di negara itu.

Karena itu, rekomendasi tersebut diberikan Menteri Kesehatan Salvador Illa. Dia mengatakan sepak bola profesional di Spanyol tidak mungkin kembali sebelum musim panas. Masukan Illa diterima otoritas Primera Liga. Mereka telah mengatakan bahwa kompetisi tidak akan dilanjutkan sebelum akhir Mei dan pejabat kesehatan pemerintah, yang dipimpin Illa, memiliki keputusan akhir sehubungan dengan mengesahkan kembalinya kegiatan olahraga.

“Bagi saya, hal yang ceroboh mengatakan bahwa sepak bola profesional akan kembali sebelum musim panas. Kami akan terus memantau evolusi (Covid-19). Pedoman yang akan kami sajikan akan menunjukkan bagaimana berbagai kegiatan dapat kembali pada keadaan normal,” kata Illa, dilansir skysports.com.

Illa juga tidak bisa menjanjikan harapan bahwa para pemain akan dilakukan tes Covid-19 secara berkala karena Primera Liga ingin tes tersebut dilakukan setiap hari setelah sesi latihan kembali bergulir. Alasannya, ada perintah menteri yang berlaku untuk semua kelompok yang berbeda, termasuk sepak bola profesional.

Tes harus diletakkan pada disposisi otoritas regional, tidak peduli apa jenis tes, dan itu akan menjadi keputusan mereka. “Kami harus memiliki strategi bersama. Kita semua harus bergerak ke arah yang sama,” ujar Illa.

Pernyataan Illa diamini beberapa pemain. Mereka mengkritik rencana liga untuk pengujian. Pasalnya, tes untuk Covid-19 sangat langka di kalangan masyarakat umum di Spanyol dan tidak direkomendasikan pihak berwenang untuk orang-orang yang tidak menunjukkan gejala virus Covid-19.

Rafa Ramos, Presiden Asosiasi Dokter Klub Sepak Bola Spanyol, telah memperingatkan kondisinya akan sangat berbeda jika kompetisi dimulai kembali. Dia menilai segala protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat sehingga risiko penularan dapat ditekan seminim mungkin.

“Semua materi, bahkan lapangan, harus disterilkan sebelum pertandingan pada paruh waktu dan sesudahnya. Semua mungkin saja terinfeksi oleh bola yang tidak diketahui. Tapi, ketika Anda terkena bola yang disterilkan pada permukaan yang disterilkan, sangat sulit untuk terinfeksi,” ungkap Ramos.

Dia bahkan menilai tugas dokter klub akan sangat berat, bukan hanya soal virus, tapi juga mengembalikan kebugaran para pemain ke level terbaik. Dia menganggap latihan individu di rumah saat masa karantina jelas tidak efektif karena tidak dipantau secara berkala oleh tim dokter klub masing-masing.

“Kami tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk pulih tanpa melihat peningkatan cedera. Kami harus memperpanjang periode selama diperlukan untuk memastikan risikonya minimal,” tandas Ramos.

Menteri Olahraga Italia Vincenzo Spadafora juga memperingatkan belum ada kepastian kapan musim Seri A akan dilanjutkan bahkan setelah sesi latihan kelompok pada 18 Mei. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte sebenarnya telah mengumumkan, Minggu (26/4), bahwa fase dua dari respons pandemi Covid-19 akan dimulai pada 4 Mei dengan memperbolehkan kegiatan olahraga tunggal (berenang, tenis) dan pemeliharaan jarak sosial, termasuk latihan para pemain dalam skala terbatas.

Secara teori, olahraga kontak akan dapat dilanjutkan pada atau setelah 2 Juni, ketika negara itu juga akan mengizinkan pembukaan salon, tukang cukur, dan panti pijat. Tapi, Spadafora mengacu pada protokol keselamatan yang diajukan FIGC dianggap belum sempurna oleh komite ilmiah sehingga perlu penyesuaian.

Ketika protokol disetujui, baru dapat memutuskan apakah akan memulai kembali kompetisi atau tidak. Spadafora mengungkapkan pihaknya menerima tekanan dari banyak pihak agar kompetisi bisa dilanjutkan karena tidak ada keinginan untuk membatalkan kompetisi ataupun kembali ke sesi latihan.

Dia menilai ada banyak keraguan dan situasinya rumit. Tidak ada yang bisa diterima begitu saja dan belum pasti kompetisi bergulir. Spadafora menganggap semua pihak agar berperilaku yang benar sebelum mengambil keputusan besar.

“Saya tidak ingin menghukum atau memperlambat kembalinya sepak bola. Tapi, saya harus mengatakan bahwa kita akan melihat karena harus ada protokol yang kaku dan tertentu di tempat pada keselamatan para atlet. Kami menyadari bahwa dunia sepak bola patut dihormati dan didukung, karena ia adalah salah satu sumber daya ekonomi terbesar di negara ini,” ujar Spadafora.

Berbeda dengan Spanyol ataupun Italia, dorongan menggulirkan kompetisi gencar di Inggris. Pemerintah Inggris ingin Liga Primer kembali dilanjutkan dengan harapan bahwa itu akan mengangkat moril warga negara yang berada di titik terendah akibat pandemi Covid-19.

Liga Primer telah menyusun sebuah rencana yang disebut ‘Restart Proyek’ yang dapat melihat pertandingan dimainkan secara tertutup segera setelah 8 Juni di ‘tempat netral yang disetujui’. Klub sebenarnya lebih suka menjadi tuan rumah pertandingan di stadion Liga Primer. Tapi, dipahami bahwa mereka dapat diyakinkan untuk bermain di lapangan pelatihan klub dan tempat-tempat netral seperti St George’s Park.

Rencana ini juga ‘memungkinkan pramusim tiga pekan di mana para pemain akan berlatih dalam sesi kontak penuh. Ide lainnya adalah mengarantina para pemain di hotel-hotel yang direkomendasikan sampai enam pekan hingga pertandingan dimainkan.

 

Sumber : Sindonews.com

LEAVE A REPLY