BNPB Ingatkan Potensi Siklon Tropis di Selatan Indonesia

0

Pelita.online – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan Indonesia kembali akan terdampak siklon tropis, khususnya di wilayah laut bagian selatan.

BNPB bahkan mengantisipasi tingkat kejadian akan lebih tinggi dibanding siklon tropis terakhir. Siklon tropis ini diperkirakan berpotensi muncul pada April, Mei, November, dan Desember.

“Dengan tingkat kejadian lebih tinggi dapat terjadi pada bulan April, Mei, November, Desember,” ujar Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin dalam Rapat Koordinasi Tim Intelijen Penanggulangan Bencana (TIPB) yang digelar pada Kamis (29/4).
Miming menjelaskan, siklon tropis bisa menimbulkan dampak yang rumit. Dampak langsung dari siklon ini berupa angin kencang, hujan lebat hingga ekstrem, gelombang tinggi, dan gelombang pasang.

Siklon ini juga dapat menimbulkan dampak tidak langsung berupa angin kencang di wilayah lain, hujan lebat, serta gelombang pasang. Hanya saja, intensitas di daerah lain tersebut lebh kecil.

Kemunculan siklon tropis di Indonesia bukan hanya terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Sejak 2008, Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG Jakarta telah menerbtkan rilis mengenai kebaradaan 10 siklon tropis.

Di luar data yang direkap TCWC, terdapat 1 siklon lagi. Semua siklon tersebut, menurut Miming, sangat dekat dengan Indonesia.

Miming mengatakan, umumnya kemunculan siklon di titik yang dekat dengan Indonesia terjadi pada kurun April-Mei dan November-Desember.

Adapun Siklon Tropis Seroja yang terjadi pada awal April lalu di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan siklon terkuat setelah Siklon Tropis Kenanga yang terjadi di Samudera Hindia Barat Daya Bengkulu 12 Desember 2018.

Meski demikian, kata Miming, Siklon Tropis Seroja merupakan siklon dengan siklus paling lama. Siklon ini ini juga tercatat memilikitrackpaling panjang, yakni dari NTT hingga barat daya Australia.

Miming menekankan pentingnya peningkatan pemahaman dan respons tepat yang mesti dilakukan stakeholder atau masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko yang timbul akibat siklon tropis yang kerap melanda tanah air.

Selain Siklon Tropis, Miming juga mengingatkan potensi bencana lain, yakni kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sebab, Indonesia akan kembali memasuki musim kemarau pada Mei hingga Juni mendatang.

“Sehingga potensi bencana lain seperti Karhutla untuk dapat menjadi perhatian,” ujar Miming.

LEAVE A REPLY