Daerah Paling Sering Mengalami Kebakaran di Indonesia

0

pelita.online – 

Insiden kebakaran Depo milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara menambah daftar panjang kasus kebakaran di Indonesia.

Indonesia dikenal sebagai negara yang cukup sering mengalami kebakaran. Dilansir dari berbagai sumber, kebakaran yang paling sering adalah kebakaran hutan dan lahan.

Tahun 2019 lalu, kebakaran hutan mencapai 857 hektare. Jumlah tersebut meningkat 62 persen dibanding karhutla 2018 dan juga merupakan yang terbesar dalam empat tahun terakhir.

Data SiPongi Karhutla Monitoring Sistem mencatat Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan luas karhutla mencapai 134 ribu ha. Disusul Kalimantan Barat dengan karhutla seluas 127 ribu ha dan Nusa Tenggara Timur (NTT) di urutan ketiga dengan luas 119 ha.

Dari 10 provinsi dengan karhutla terluas, empat di antaranya berada di Kalimantan, tiga di Sumatera, dua di Nusa Tenggara, dan satu di Papua. Bencana ini diduga akibat sebagian lahan kosong bekas kebakaran yang beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.

Sepanjang tahun 2015 hingga 2019, kebakaran paling besar terjadi pada tahun 2015 dan tahun 2019 yang membakar sekitar 2,6 juta dan 1,6 juta ha hutan dan lahan. Bencana tersebut juga didukung oleh kondisi musim kemarau berkepanjangan dan El Nino yang terjadi di Indonesia. Dari dua kebakaran hebat tersebut, sekitar 29% nya terjadi di lahan gambut.

Tarik mundur tahun 2014. Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan karhutla terluas saat itu. Yakni mencapai 646 ribu ha sekitar 25% dari total. Pada tahun tersebut luas karhutla mencapai 2,6 ha dan merupakan yang terluas dalam enam tahun terakhir.

Berdasarkan data dari Pantau Gambut, bencana asap juga menimpa Provinsi Riau dan Aceh. Bahkan hutan dan lahan di kawasan itu sudah terbakar sejak awal tahun 2022. Padahal, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan awal datangnya musim kemarau tahun 2022 di Indonesia baru akan terjadi pada periode April-Juni dan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juni hingga September 2022.

Berdasasarkan hasil analisis Pantau Gambut, area gambut rentan terbakar paling luas berada di Provinsi Riau, yaitu seluas 2 juta ha, disusul oleh Kalimantan Tengah, seluas 1,2 juta ha. Dua provinsi tersebut kerap mengalami kebakaran gambut setiap tahun.

Berdasarkan data pemantauan hotspot tahun 2023 jumlah hotspot dari tanggal 1-19 Januari 2023 ada 31 titik. Angkanya ini disebutnya naik 29% dari periode yang sama pada tahun lalu. Menko Polhukam Mahfud MD meminta semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan atas potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2023. Sejalan dengan prediksi BMKG iklim tahun ini akan lebih kering dari tahun 2022.

“Dari prediksi BMKG terdapat potensi terjadinya El Nino setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina. Sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan potensi karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019,” ujar Menko Mahfud MD.

sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY