Di Balik Deklarasi G-20, Sempat Diwarnai Ketegangan Rudal Nyasar

0

Pelita.Online – Pidato pembukaan KTT G-20 yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tergolong singkat, tapi menyentuh. Setiap tamu merasakan kehangatan dan langsung menangkap pesan utama tuan rumah.

Jokowi mengimbau para pemimpin di G-20 menjadi katalis pemulihan ekonomi dunia dan menyelamatkan dunia dari ancaman resesi. Setiap anggota G-20 harus memiliki tanggung jawab, tidak hanya terhadap warga negara sendiri, melainkan juga tanggung jawab terhadap dunia.

“Jika perang tidak berakhir, sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan generasi mendatang,” ujar Jokowi pada welcome speech.

Presiden AS Joe Biden memuji Jokowi sebagai tuan rumah yang sudah melaksanakan tugas dengan baik. “You’ve done a tremendous job by the way. Really. You’ve done a great job,” kata pemimpin negeri adidaya itu sambil menoleh ke arah Jokowi.

Pembahasan G-20 Bali Leader’s Declaration tergolong alot hingga tahap akhir, 10-14 November 2022. Di tataran para menteri, deklarasi ini sudah selesai sehari sebelum KTT G-20, Selasa (15/11/2022). Tetapi, untuk menjadi sebuah keputusan dibutuhkan persetujuan semua pemimpin anggota G-20, yakni 19 pemimpin negara dan ketua Uni Eropa.

G-20 Bali Leader’s Declaration akhirnya bisa disepakati bersama pada hari Rabu (16/11/2022) meski pada pagi harinya sempat terjadi kekhawatiran.

Merespons jatuhnya rudal di Polandia yang menewaskan dua warga sipil, AS dan anggota NATO yang berada di Bali mengadakan rapat mendadak. Ada kecurigaan, rudal itu ditembakkan oleh Rusia.

“Pendapat Biden membantu mendinginkan suasana. Dia mengatakan, rudal itu belum tentu dari Rusia,” jelas Jokowi.

G-20 Bali Leader’s Declaration berisi 52 paragraf, di antaranya tentang arsitektur kesehatan, transformasi digital, ketahanan pangan dan energi, transisi energi, stabilitas makroekonomi dan keuangan, investasi, serta pembangunan berkelanjutan.

Dari semua paragraf, konflik Rusia-Ukraina merupakan salah satu isu yang paling pelik dalam penyusunan G-20 Bali Leader’s Declaration.

Merujuk pada Resolusi Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB No ES-11/1, 2 Maret 2022, para pemimpin G-20 menyatakan penyesalan mendalam terhadap agresi Rusia di Ukraina dan menuntut penarikan penuh tanpa syarat dari wilayah Ukraina.

Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina, karena telah menyebabkan penderitaan manusia luar biasa dan memperburuk kerentanan ekonomi global, menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan.

Deklarasi Pemimpin G-20 di Bali diterima semua pihak, termasuk Rusia. Mewakili Presiden Putin, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengikuti pembahasan, termasuk mendengarkan pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari pertama KTT G-20, Selasa (15/11/2022).

Dengan alasan kesehatan, Sergey kembali ke negaranya lebih awal dan pembahasan hari kedua diwakili oleh Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov.

Prinsip politik luar negeri bebas-aktif bukan berarti Indonesia tidak mengambil sikap. Setiap tindakan anggota PBB yang melanggar kesepakatan internasional harus ditentang.

Deklarasi Pemimpin G-20 di Bali sudah mewakili semua kepentingan. Perang harus diakhiri secepatnya. Perang yang berlanjut, apalagi berkepanjangan, akan memperparah krisis ekonomi dan menyengsarakan umat manusia.

Berkat kepemimpinan Indonesia, Presiden Joe Biden dan Presiden XI Jinping berkesempatan berdialog di Bali. Kedua pemimpin bersepakat untuk meredakan ketegangan. Tidak berkubang dalam perang dingin. Sebaliknya, kedua negara berkomitmen untuk menjalin kerja sama, membangun ekonomi dunia.

Seorang konglomerat Indonesia mengangkat kedua jempol ketika Investor Daily bertanya tentang penilaiannya terhadap penyelenggaraan G-20. “Pak Jokowi luar biasa. Pemerintah kita hebat. Indonesia kini semakin dihargai dunia,” ujar pengusaha nasional itu.

sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY