Dibilang Recehan, JK Bela OTT KPK, Ini Alasannya

0
Jusuf Kalla./ Sumber foto : Antara/Andika Wahyu

JAKARTA, Pelita.Online – Awal pekan lalu, dua foto jaksa yang mengangkat kertas bertuliskan tagar #OTTRecehan tersebar luas di media sosial. Hal ini menyusul ditangkapnya Kepala Seksi III Intel Kejaksaan Tinggi Bengkulu Parlin Purba dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai, hasil OTT tersebut tidak bisa disebut sebagai recehan. Menurutnya, semakin kecil jumlah uang yang menjadi barang bukti dalam operasi maka menunjukkan adanya kemajuan.

“Itu hal yang bagus sebenarnya, jangan lupa kalau OTT makin kecil itu bagus, berarti tidak ada lagi transaksi besar kan. Berarti ada kemajuan sebenarnya,” ujar Jusuf Kalla, Rabu (21/6).

Selain itu, Jusuf Kalla mengatakan, tren OTT yang dilakukan oleh KPK semakin menarik karena mulai menyasar ke daerah. Artinya, para pejabat negara di Jakarta sudah mulai sadar dan menjalankan aturan dengan baik.

Jusuf Kalla berpendapat, pergeseran tren tersebut bisa saja terjadi karena pemerintah di daerah merasa jauh dari kontrol pusat. Sehingga dapat leluasa melakukan apapun tanpa khawatir bahwa gerak-geriknya dipantau oleh KPK.

“Jangan lupa rekaman itu anda bisa telpon dimanapun, di Medan, Makasssar bisa direkam dari sini. Jadi, orang kira akan direkam kalau dekat-dekat, padahal tidak kan. Jadi itu harus hati-hati,” kata Jusuf Kalla.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan istrinya Lily Martiani Maddari. Untuk diketahui, OTT tersebut hanya berselang 11 hari dari OTT terhadap Kasi Intel Kejati Bengkulu Parlin Purba yang terjadi pada 9 Juni 2017.

Republika.co.id

LEAVE A REPLY