Diminta China, DK PBB Bakal Rapat Bahas Menteri Israel ke Al-Aqsa

0

Pelita.Online – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggelar rapat pada Kamis (5/1) membahas kunjungan kontroversial Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem awal pekan ini.
Dewan beranggotakan 15 negara itu akan bersidang sekitar pukul 20.00 GMT di markas besar PBB di New York menyusul permintaan dari Uni Emirat Arab (UEA) dan China.

Dilansir AFP, rapat digelar setelah muncul kekhawatiran jika kunjungan Ben-Gvir dapat memicu eskalasi hingga perang baru antara Israel-Palestina.

Masjid Al-Aqsa terletak di Yerusalem Timur, wilayah yang dianeksasi Israel. Masjid Al-Aqsa menjadi rawan konflik antara Israel-Palestina karena juga merupakan situs suci bagi umat Yahudi yang menyebut tempat itu sebagai Temple Mount.

Di bawah status quo lama, umat non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu-waktu tertentu tetapi tidak diizinkan untuk beribadah di sana.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Yahudi, kebanyakan dari mereka adalah nasionalis Israel, yang diam-diam berdoa di kompleks Al-Aqsa, sebuah langkah yang dikecam warga Palestina.

Kunjungan Ben-Gvir ke Kompleks Masjid Al-Aqsa terjadi usai ia berdiskusi dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin pekan ini.

Dalam pembicaraan dengan Netanyahu, Ben-Gvir sepakat mengunjungi titik nyala konflik di Yerusalem.

“Kita tak harus tunduk kepada Hamas. Pemerintah kami tak akan menyerah atas ancaman Hamas,” ujar Ben-Gvir, seperti dikutip Ynet News.

Lawatan Ben-Gvir itu pun memicu kecaman hingga kritik dari berbagai negara Arab dan Islam. Arab Saudi sampai Turki telah melayangkan kecaman mereka yang menilai lawatan Ben-Gvir tidak bertanggung jawab dan hanya memprovokasi eskalasi konflik Israel-Palestina yang tak kunjung selesai.

Amerika Serikat, Jerman, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengkritik kunjungan Ben-Gvir padahal Washington merupakan sekutu dekat Israel.

Washington mewanti-wanti setiap upaya mengubah status quo Yerusalem dan tempat-tempat suci di kota itu “tidak dapat diterima”. Kementerian Luar Negeri AS bahkan menghubungi kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meminta penjelasan soal lawatan Ben-Gvir itu.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi beberapa resolusi tentang konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun dan mendukung solusi dua negara untuk perdamaian di Timur Tengah.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY