Fenomena Gerhana Matahari Hibrida Jelang Sidang Isbat Idul Fitri 1444 H dan Hisab Hakiki Wujudul Hilal, Apa Kaitannya?

0

Pelita.online – Sebagian besar wilayah Indonesia bakal mengalami fenomena alam gerhana matahari hibrida pada hari ini, Kamis, 20 April 2023. Diketahui, fenomena gerhana matahari hibrida ini tidak terjadi setahun sekali sehingga dinilai sebagai kejadian langka dan unik.

Selain itu, fenomena alam ini pun bertepatan dengan diselengarakannya Sidang Isbat untuk menentukan tanggal pasti Lebaran Idul Fitri 2023.

Mengutip tulisan Junior Researcher di Center For Integrative Science And Islamic Civilization (CISIC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Najmuddin Saifullah, fenomena gerhana matahari hibrida bisa dilihat 10 tahun lalu di Amerika Selatan, tepatnya pada 3 November 2013.

Najmuddin Saifullah juga mencermati fenomena gerhana matahari yang terjadi pada penghujung Ramadhan tahun ini dan penentuan dimulainya dua bulan lainnya dalam kalender Islam, yakni Syawal dan Zulhijjah. Hal ini juga mencakup penentuan Lebaran Idul Fitri 2023.

Dalam tulisannya yang dimuat laman muhammadiyah.or.id, Najmuddin menyebut, gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Posisi ini terjadi ketika bulan baru, yaitu saat matahari dan bulan mengalami konjungsi (ijtimak). Sedangkan gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus, posisi ini terjadi saat bulan purnama.

“Berdasarkan konsep tersebut, maka bisa dipastikan bahwa gerhana matahari terjadi ketika bulan baru, akan tetapi setiap bulan baru belum tentu terjadi gerhana. Begitu juga dengan gerhana bulan yang pasti terjadi ketika bulan purnama, tetapi setiap bulan purnama belum tentu terjadi gerhana.”

Najmuddin menjelaskan, pada umumnya, apabila hari ini terjadi gerhana matahari, maka besok sudah masuk bulan baru hijriah. Akan tetapi kembali lagi kepada waktu terjadinya gerhana, jika gerhana terjadi diwaktu antara pagi sampai siang, maka besok kemungkinan besar sudah bulan baru karena tinggi hilal sudah berada di atas ufuk. Akan tetapi apabila gerhana matahari terjadi ketika sore, maka hilal kemungkinan masih di bawah ufuk dan besok belum masuk bulan baru.

Gerhana Matahari dan Hisab Hakiki Wujudul Hilal

Lebih lanjut menurut Najmuddin, tinggi hilal pada 29 Ramadhan 1444 H bertepatan dengan hari terjadinya gerhana matahari, 20 April 2023, di Banda Aceh adalah 2°21,39’. Tingga hilal ini sudah cukup masuk kriteria hisab hakiki wujudul hilal, sehingga besok (tanggal 21 April 2023) sudah masuk bulan Syawwal.

“Akan tetapi tinggi hilal tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS yang mensyaratkan tinggi hilal 3° dan elongasi 6,4°. Oleh karena belum memenuhi kriteria MABIMS, maka besok belum masuk bulan baru dan Syawwal akan dimulai lusa (tanggal 22 April 2023). Perbedaan metode penentuan awal bulan di atas akan mengakibatkan Idul Fitri nanti tidak dilaksanakan secara serentak.”

Jika mengaitkan fenomena gerhana matahari hibrida yang terjadi pada 20 April 2023 dengan penentuan awal bulan, Najmuddin berpendapat, hisab hakiki wujudl hilal yang digunakan Muhammadiyah akan lebih diunggulkan.

“Karena keesokan hari setelah gerhana sudah masuk bulan baru. Sedangkan kriteris MABIMS yang dipakai pemerintah masih menunggu satu hari lagi untuk masuk bulan baru.”

Najmuddin menilai, gerhana matahari tanggal 20 April 2023 membuat hisab hakiki wujudul hilal lebih unggul karena ketepatannya dalam menentukan awal bulan yang sesuai dengan gerhana matahari. “Hal ini disebabkan karena gerhana matahari terjadi pada siang waktu siang di Indonesia. Lain cerita apabila gerhana matahari terjadi ketika sore, maka keesokan hari belum tentu awal bulan karena kemungkinan tinggi hilal masih di bawah ufuk.”

Lokasi Gerhana Matahari 20 April 2023

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan, gerhana matahari hibrida terjadi ketika ada dua wilayah mengalami gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin dalam satu fenomena gerhana.

Saat puncak gerhana terjadi di suatu tempat tertentu, fenomena ini akan membuat Matahari terlihat menyerupai cincin, gelap di bagian tengah dan terang di bagian tepi. Sementara di tempat tertentu lain, Matahari seakan tertutupi Bulan.

Diketahui, awal sebagian dari gerhana akan terjadi pada pukul 09.26.41 WIB dengan puncak gerhana di 10.48.46 WIB dan akhir sebagian 12.16.17, dan berdurasi 2 jam 50 menit dengan obskurasi 52,59 persen.

Sementara Medan, menjadi ibukota provinsi yang paling awal mengakhiri gerhana matahari sebagian dengan awal sebagian pada 10.13.09 WIB, puncak gerhana 10.50.18 WIB, akhir sebagian 11.28.54 WIB, dengan durasi 1 jam 15 menit.

Lalu Jayapura, akan jadi ibukota provinsi yang paling akhir memulai, sekaligus mengakhiri Gerhana Matahari Sebagian.

Awal sebagian dari gerhana matahari 2023 di Jayapura berlangsung pada 12.29.42 WIT, puncak gerhana 14.04.57 WIT, akhir sebagian 15.30.54 WIT, dengan durasi 3 jam 1 menit

Infografis Gerhana Matahari

Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana
Sumber : liputan6.com

LEAVE A REPLY