Garuda Indonesia Berhasil Tekan Rugi hingga 41%

0

Pelita.Online – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berhasil menekan kerugian hingga 41,5% pada kuartal I-2022 menjadi US$ 226,79 juta dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 387,8 juta.

Alhasil, rugi komprehensif Garuda Indonesia yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun US$ 161,2 juta atau Rp 2,38 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan interim yang tidak diaudit, pendapatan usaha Garuda Indonesia dari penerbangan tidak berjadwal pada kuartal I-2022 naik menjadi US$ 24 juta dari US$ 22,78 juta pada kuartal I-2021. Kenaikan juga terjadi pada pendapatan usaha lainnya yang menjadi sebesar US$ 55,5 juta dari US$ 52 juta.

Sementara itu, pendapatan usaha dari penerbangan berjadwal GIAA sepanjang kuartal I-2022 turun tipis menjadi US$ 270,5 juta dari US$ 278,2 juta pada periode sama tahun lalu.

Beban pemeliharaan dan perbaikan juga turun hingga US$ 53,9 juta menjadi US$ 108,8 juta. Selanjutnya, beban umum dan administrasi turun menjadi US$ 35,2 juta dari US$ 46,2 juta.

GIAA juga tercatat menurunkan beban pelayanan penumpang dan beban bandara masing-masing US$ 6,45 juta dan US$ 10,85 juta pada kuartal I-2022 dibandingkan periode sama tahun lalu.

Pos beban operasional transportasi dan jaringan bahkan berhasil ditekan masing-masing 32,2% menjadi US$ 2,79 juta dan 63,5% menjadi US$ 1 juta. Namun, pos keuangan pada beban tiket, penjualan, dan promosi naik US$ 1,38 juta menjadi US$ 24,3 juta.

Dari posisi keuangan secara konsolidasi, maskapai penerbangan nasional ini masih mencatatkan total liabilitas US$ 13,38 miliar per 31 Maret 2022. Kewajiban pembayaran yang dimiliki GIAA terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar US$ 6,11 miliar dan liabilitas jangka panjang US$ 7,26 miliar. Bobot liabilitas sewa serta estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat menjadi tanggungan terbesar perseroan, baik di liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang.

Liabilitas sewa serta estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat dalam jangka pendek, masing-masing US$ 2,03 miliar dan US$ 743,37 juta pada akhir kuartal I-2022. Sedangkan liabilitas sewa serta estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat jangka panjang periode itu masing-masing sebesar US$ 3,78 miliar dan US$ 2,18 miliar.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY