Giliran Otoritas Palestina Mengecam Yahya Staquf ke Israel

0

RAMALLAH, Pelita.Online – Otoritas Palestina melalui pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam kehadiran Yahya Staquf ke Israel. Ia dinilai telah melanggar hukum internasional dan resolusi relevan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Palestina menyebutkan bahwa Gus Yahya telah memberikan pukulan bagi Palestina dan Republik Indonesia. Padahal sebagai negara Islam terbesar di dunia, Indonesia terlibat aktif dalam membela Palestina, termasuk menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI kelima tentang Palestina dan Al Quds Al-Sharif tahun 2016 dan tuan rumah Konferensi Internasional tentang masalah Yerusalem pada tahun 2015.

“Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Negara Palestina mengutuk partisipasi delegasi ulama Indonesia dari Nahdlatul Ulama organisasi yang dipimpin oleh Yahya Staquf, Katib Aam Dewan Syuriah Nahdlatul Ulama, di AJC Global Forum di Yerusalem pada tanggal 10-13 Juni 2018,” tegas Kemlu Palestina pada Selasa (12/06/2018) seperti dikutip dari www.mofa.pna.ps.

Kehadiran Gus Yahya bertentangan dengan posisi pemerintah Indonesia atas penjajahan yang menimpa Palestina. Di mana Indonesia dan warganya berkomitmen menolak segala bentuk penjajahan dan mendukung Palestina menjadi negara merdeka dengan ibukota Al Quds.

“Pihak Palestina juga menganggap partisipasi Bapak Yahya Staquf sebagai “pribadi”, dan itu tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Palestina-Indonesia, dan posisi Palestina dan rakyatnya yang menghargai dan menghormati Republik Indonesia dan rakyat yang ramah,” sambungnya.

Selain itu, Pihak Palestina menganggap forum yang dihadiri oleh Gus Yahya sebagai bagian dari kampanye Israel dengan menampilkan acara-acara berbau budaya dan dialog antaragama. Pasalnya Israel telah lama melakukan kejahatan dan pelanggaran terhadap Muslim dan Kristen di Palestina.

Belum lagi aturan Israel, penjajahan, dan negara yang diakui oleh negara Yahudi, mencerminkan kebijakan rasis dan kolonialis. Hal tersebut sangat bertentangan dengan wajah-wajah yang ditampilkan Israel dalam forum AJC.

“Mr Staquf seharusnya mengunjungi Yerusalem di bawah bendera Negara Palestina, berkoordinasi dengan pihak Palestina dan lembaga-lembaga spritual Islam dan Kristen. Bukan membiarkan Israel melanjutkan proyek normalisasi di wajah agama dan budaya,” tukasnya.

AJC merupakan kelompok advokasi Yahudi yang didirikan pada 11 November 1906. Ini merupakan salah-satu organisasi advokasi Yahudi tertua. The New York Times mengungkap, AJC secara luas dikenal sebagai “kepala organisasi Yahudi Amerika”.

Sebagai forum Yahudi kelas dunia, AJC Global Forum 2018 dihadiri oleh banyak tokoh Yahudi dan sejumlah tokoh-tokoh penting lainnya. Diantaranya, Nir Barkat (Wali kota Yerusalem), Dr. Tal Becker (Penasihat Hukum, Kementerian Luar Negeri, Israel), MK Naftali Bennett (Menteri Urusan Diaspora dan Menteri Pendidikan, Israel), Boyko Borissov (Perdana Menteri Bulgaria) Tamar Chugoshvili (Wakil Ketua Pertama Parlemen Georgia), Robert Dussey (Menteri Luar Negeri Togo), Avi Gabbay (Partai Buruh Israel), Fernando Gentilini (Perwakilan Khusus dari Uni Eropa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah), Sebastian Kurz (Kanselir Austria), MK Tzipi Livni (Co-Leader dari Partai Uni Zionis, Menteri Kehakiman (2013-14), Menteri Luar Negeri (2006-09), Israel), Nickolay Mladenov (Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah), Federica Mogherini (Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Kebijakan Luar Negeri & Keamanan), Benjamin Netanyahu (Perdana Menteri Israel), Ron Prosor Abba Eban (Ketua Diplomasi Internasional di Pusat Interdisipliner Herzliya, Wakil Tetap Israel ke PBB 2011-2015), Reuven Rivlin (Presiden Negara Israel), Juan Manuel Santos (Presiden Kolombia) dan KH Yahya Chalil Staquf.

Kiblat.net

LEAVE A REPLY