Harga Minyak Mentah Naik Tipis di Tengah Ketatnya Pasokan

0
(FILES) In this file photo taken on April 8, 2019 employees walk along the Total Culzean platform on the North Sea, about 45 miles (70 kilometres) east of the Aberdeen, Europe's self-proclaimed oil capital on Scotland's northeast coast. - Following the energy shock from the war in Ukraine, the UK government will on April 7, 2022 outline a much-delayed energy strategy that will call for more renewable power from nuclear, wind and solar. But it will also likely give a controversial nod to more drilling for North Sea oil and gas, and the government is looking too into lifting a ban on fracking for shale gas on land. (Photo by Andy Buchanan / AFP) / TO GO WITH AFP STORY by Joseph SOTINEL

Pelita.Online – Harga minyak mentah dunia menguat tipis dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Selasa (20/9/2022), karena kekhawatiran pasokan yang ketat, dolar AS yang kuat, dan kemungkinan kenaikan besar pada suku bunga.

Minyak mentah Brent untuk November naik 0,25%, menjadi $92,23 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Oktober naik 0,14% menjadi $85,85 per barel.

Sebuah dokumen internal menunjukkan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, gagal mencapai target produksi minyaknya sebesar 3,583 juta barel per hari (bph) pada Agustus. Pada bulan Juli, OPEC+ meleset dari targetnya sebesar 2,892 juta barel per hari.

Bank sentral di seluruh dunia dipastikan akan meningkatkan biaya pinjaman minggu ini untuk menjinakkan inflasi yang tinggi, dan ada beberapa risiko kenaikan 1 poin persentase penuh oleh Federal Reserve AS.

Hari libur nasional Inggris untuk pemakaman Ratu Elizabeth mengurangi volume perdagangan selama jam-jam London pada hari Senin.

Minyak juga berada di bawah tekanan dari mereanya krisis pasokan gas Eropa. Pembeli Jerman memesan gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1 yang ditutup, tetapi ini kemudian direvisi dan tidak ada gas yang mengalir.

Minyak mentah telah melonjak tahun ini, dengan patokan Brent mendekati rekor tertinggi $147 pada bulan Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran pasokan. Kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan permintaan telah mendorong harga lebih rendah.

Dolar AS bertahan di dekat level tertinggi dua dekade menjelang keputusan The Fed dan bank sentral lainnya minggu ini. Dolar yang lebih kuat membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung membebani minyak dan aset berisiko lainnya.

sumber : beritasatu.com

 

LEAVE A REPLY