Harga Minyak Naik karena Permintaan Diproyeksi Cetak Rekor

0

Pelita.Online – Harga minyak naik pada Selasa (10/1/2023) karena pemerintah AS memperkirakan rekor konsumsi minyak bumi global tahun depan. Selain itu, dolar turun di posisi terendah 7 bulan.

Harga minyak Brent berjangka naik 45 sen atau 0,6%, menjadi US$ 80,10 per barel, sementara harga minyak mentah AS menguat 49 sen, atau 0,6% pada US$ 75,12 per barel.

Konsumsi global bahan bakar cair diperkirakan akan mencapai 102,2 juta barel per hari pada 2024, didorong pertumbuhan di negara-negara seperti India dan Tiongkok yang mencerminkan tren kenaikan aktivitas ekonomi, kata Administrasi Informasi Energi AS dalam Prospek Energi Jangka Pendeknya.

Pasar juga menunggu kejelasan tentang rencana Federal Reserve AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga setelah Ketua Fed Jerome Powell menghindari komentar tentang kebijakan moneter dan ekonomi pada simposium. Trader mencermati data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Kamis (11/1/2023) untuk indikasi prospek jangka pendek.

“Data Kamis dapat dengan mudah mengklarifikasi arah pasar keuangan dan minyak untuk beberapa minggu mendatang”, kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Dia mengatakan dolar akan jatuh jika inflasi di bawah ekspektasi atau di bawah proyeksi November.

Dolar berada di sekitar level terlemahnya dalam 7 bulan. Pelemahan dolar dapat meningkatkan permintaan minyak, karena komoditas berdenominasi greenback menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral AS harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memerangi inflasi dan kemungkinan kondisi pasar kerja yang lebih lemah.

Tiongkok juga mengeluarkan kuota impor minyak mentah gelombang kedua 2023, meningkatkan total tahun ini sebesar 20% dari tahun lalu.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY