Idul Fitri di RI Jatuh Tanggal Berapa? Ini Prediksi Astronom

0

pelita.online – Masyarakat Indonesia masih bertanya-tanya apakah Idul Fitri pada tahun ini diselenggarakan serempak di Indonesia. Lantas tanggal berapa penetapan tanggal Idul Fitri nanti? Berikut penjelasan Astronom.

Potensi perbedaan penetapan tanggal biasanya disebabkan posisi bulan di Indonesia. Menurut pandangan Astronomi dan Astrofisika pada maghrib tanggal 20 April 2023 belum memenuhi kriteria baru MABIMS. Kriteria yang dimaksud adalah tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Sementara itu posisi bulan saat itu telah memenuhi kriteria wujudul hilal. Jika merujuk pada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), Idul Fitri akan jatuh pada 22 April 2023, sedangkan wujudul hilal membuat 1 Syawal pada hari sebelumnya yakni 21 April 2023.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan terdapat prasyarat utama untuk unifikasi kalender Hijriyah. Yakni adanya otoritas tunggal untuk menentukan kriteria dan batas tanggal agar bisa diikuti bersama.

Kondisi sekarang adalah otoritas tunggal bisa dilakukan pada tingkat nasional atau regional. Penentuan mengacu pada batas wilayah menjadi satu wilayah sesuai dengan kedaulatan negara.

“Kriteria diupayakan untuk disepakati bersama dan jika terdapat perbedaan jangan menjadi sebuah gesekan,” kata dia.

Thomas juga mengharapkan pemerintah bisa mengusahkan adanya satu sistem tunggal di masa depan. Dengan begitu otoritas tunggal dapat membuat satu kalender yang disepakati bersama dan menjadi rujukan seluruh pihak serta mempersatukan umat.

Sementara itu, bulan Ramadan kali ini umat muslim dapat melakukan bersama. Di Indonesia sendiri awal puasa dilakukan dengan metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan).

Thomas mengatakan untuk penentuan tersebut berdasarkan kriteria yang disepakati bersama. Sedangkan untuk kriteria hilal diadopsi pada dalil hukum agama mengenai awal bulan dan kajian astronomis yang sahih.

Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rakyat keliru. Sementara hisab tidak bisa tanpa adanya kriteria untuk menentukan masuknya awal bulan.

“Sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat,” kata Thomas.

Nantinya soal penetapan Idul Fitri Kementerian Agama juga akan menggelar sidang Isbat awal Syawal 1444 H pada Kamis (20/4/2023). Adapun pemantauan hilal akan dilaksanakan pada 123 lokasi di seluruh Indonesia.

sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY