Indonesia Punya Modal Kuat Jadi Pemain Utama Ekonomi Digital

0

Pelita.online – Pengamat Ekonomi Digital Heru Sutadi melihat Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi digital. Salah satu modalnya adalah jumlah penduduk yang besar dengan pengguna internet yang terus meningkat.

Berdasarkan hasil survei penetrasi pengguna internet Indonesia 2019-2020 (Q2) yang baru dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), total pengguna internet Indonesia saat ini mencapai 196,7 juta dengan penetrasi 73,3% dari total populasi Indonesia sekitar 266,9 juta. Google, Temasek, dan Bain & Co. (2019) juga memprediksi valuasi ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$ 133 miliar pada tahun 2025.

“Ekonomi digital ini menjadi semacam alat untuk menjadikan negara kita cukup disegani di 2030. Apalagi pasar kitas angat besar, sehingga sebenarnya Indonesia berpeluang untuk menjadi yang terbesar di Asean dan terdepan di antara negara-negara di dunia,” kata Heru Sutadi dalam acara virtual conference Economic Outlook 2021 sesi “Membangun Industri Lewat Perusahan Teknologi Digital” yang terselenggara atas kerja sama Berita Satu Media Holdings dengan Xendit, Kamis (26/11/2020).

Dalam perkembangan ekonomi digital di Indonesia , menurut Heru goals yang harus dicapai adalah ekonomi digital harus dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi.

Namun Heru melihat ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi digital, antara lain terkait infrastruktur digital berkecepatan tinggi yang belum menjangkau seluruh wilayah. Ekosistemnya juga dinilai belum lengkap, sehingga Indonesia cenderung masih menjadi pasar.

Tantangan berikutnya yang terkait dengan Revolusi Industri 4.0, di mana teknologi digital baru sangat cepat hadir. Di Indonesia, Heru melihat adopsi teknologi baru ini masih lambat dibandingkan negara lain.

Selanjutnya adalah bagaimana membangun sumber daya manusia yang handal. Menurutnya, perlu ada percepatan yang melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, industri, akademisi, masyarakat, dan juga media.

“Sejauh ini literasi digital juga masih minim, sehingga banyak masyarakat kita yang belum mampu mengoptimalkan perkembangan ekonomi digital,” kata Heru.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY