Ini Sentimen Penggerak Harga CPO Seminggu ke Depan

0

Pelita.Online – Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, dalam sepekan ini harga CPO bakal bergantung pada rilisnya sejumlah data indikator di pasar. Adapun indikator yang dipantau antara lain rilisnya data ekspor CPO Malaysia untuk periode 1 – 10 November, kondisi cuaca di negara produsen utama CPO, penerapan program biodiesel B40 di Indonesia, perkembangan kasus Covid-19 di Tiongkok, dan kelanjutan situasi di jalur Laut Hitam.

“Potensi resistance dan support kemungkinan masih akan bergerak pada kisaran yang sama dengan akhir pekan lalu, yaitu untuk potensi resistance berada di kisaran harga 4.750 – 5.000 Ringgit Malaysia per ton, dan support di kisaran harga 4.250 – 4.000 Ringgit Malaysia per ton,” ungkap Yoga kepada Investor Daily, belum lama ini.

Yoga menilai, kebijakan pemerintah Indonesia memperpanjang pembebasan pajak ekspor hingga Desember, jika dilihat dari sisi eksportir CPO Indonesia tentunya hal ini akan menjadi sentimen positif. Sebab, harga dapat lebih kompetitif dengan produsen saingan utama, terutama dengan potensi kenaikan permintaan menjelang akhir tahun saat pemberlakuan embargo Rusia nanti.

Menurut Yoga, pergerakan harga CPO di kuartal terakhir tahun ini jika melihat dari kondisi saat ini adanya curah hujan tinggi yang berlangsung hingga awal tahun depan, tentunya berpotensi mengancam produksi di negara produsen utama. Situasi tersebut akan mendorong penurunan pasokan di pasar global, yang sekaligus berdampak positif terhadap harga CPO di kuartal terakhir tahun ini.

“Di samping itu, embargo Rusia juga berpotensi memicu peningkatan permintaan. Namun, situasi tersebut berpotensi tertahan oleh penyebaran Covid-19 di Tiongkok,” paparnya.

Hal ini, lanjut dia, juga diikuti oleh permintaan akan CPO dan minyak nabati berpotensi meningkat, terutama saat pemberlakuan embargo minyak Rusia, karena CPO dan minyak nabati ini dapat diproses menjadi produk bahan bakar yakni biodiesel dan biofuel, yang tentunya akan menjadi opsi pengganti bahan bakar fosil yang pasokannya sedang ketat.

Pekan lalu, harga CPO meningkat hingga 8% berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives periode mingguan, yaitu Jumat (28/10/2022) dengan Jumat (4/11/2022).

Kontrak berjangka CPO untuk pengiriman November 2022 naik 356 Ringgit Malaysia (8,51%) menjadi 4.182 Ringgit Malaysia per ton, Desember 2022 menguat 347 Ringgit Malaysia (8,12%) menjadi 4.274 Ringgit Malaysia per ton.

Sedangkan kontrak pengiriman CPO untuk Januari 2023 bertambah 378 Ringgit Malaysia (8,66%) menjadi 4.367 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO pengiriman Februari 2023 terkerek 386 Ringgit Malaysia (8,75%) menjadi 4.409 Ringgit Malaysia per ton.

Sementara itu, Maret 2023 menguat 380 Ringgit Malaysia (8,63%) menjadi 4.402 per ton dan April 2023 terdorong 378 Ringgit Malaysia (8,65%) menjadi 4.370 Ringgit Malaysia per ton.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY