Kasus Omicron Masuk RS Lebih Rendah dari Delta, Menkes: Warga Jangan Panik

0
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendengarkan pandangan anggota DPR saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/11/2021). RDP tersebut membahas permasalahan data dalam rangka sinkronisasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data peserta Penerima Bantuan luran (PBI). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.

Pelita.Online – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus Covid-19 varian Omicron sudah menyebar di 150 negara di dunia termasuk Indonesia. Ciri-ciri dari varian ini yakni peningkatan kasusnya akan sangat cepat, sangat banyak, namun tingkat keparahannya relatif lebih ringan. Penelitian menunjukkan 30%-40% lebih ringan untuk pasien (Omicron) yang masuk ke rumah sakit (RS).

Untuk itu, kata Budi, warga Indonesia tidak perlu panik dengan adanya kasus Omicron, namun harus tetap waspada dan disiplin menaati protokol kesehatan. Budi mengatakan, pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit akan jauh lebih rendah dibandingkan dari kasus varian Delta saat gelombang kedua Covid-19 menyerang Indonesia pertengahan tahun 2021 lalu.

“Kami meminta rekan media untuk menenangkan masyarakat. Dengan masuknya Omicron ke Indonesia, pasti ada kenaikan kasus yang cukup tinggi dan cukup cepat. Kita harus tetap waspada dan hati-hati, kita harus siaga dan tidak perlu panik. Karena kasus yang masuk ke rumah sakit lebih rendah dibanding kasus Delta,” kata Budi saat konferensi pers secara daring terkait evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Selasa (11/1/2022).

Budi juga mengatakan,cara penanggulangan Omicron sama dengan cara menghadapi varian-varian Covid-19 lainnya. “Nomor satu yang paling penting, kita harus disiplin menjalankan prokes, pakai masker adalah hal utama yang harus dilakukan,” katanya.

Hal kedua, lanjut Budi, yang harus dilakukan adalah disiplin melakukan surveilans atau testing. Kementerian Kesehatan jiga akan segera meningkatkan penyediaan kebutuhan reagen untuk tes PCR yang bisa mendeteksi Omicron.

“Kalau kita memang sudah merasakan tidak enak badan jangan ragu untuk tes PCR. Kalau kita sakit lebih baik melakukan isolasi,” ucap Budi.

Budi mengatakan karena kasus Omicron pada umumnya ringan maka pihaknya menyiapkan strategi perawatan bukan di rumah sakit tetapi lebih pada isolasi mandiri di rumah ataupun isolasi terpusat.

“Sehingga banyak rakyat yang terkena nanti bisa sembuh sendiri dengan layananan telemedisine dan obat-obatan yang nanti kita layani,” katanya.

Selanjutnya ketiga, kata Budi, pemberian vaksinasi juga harus terus dipercepat. “Saudara-saudara kita, rekan-rekan kita terutama orang-orang tua kita, para lansia yang blm divaksin harus segera divaksin. Mereka adalah orang-orang yang harus kita lindungi karena merupakan segmen yang paling lemah untuk masuk rumah sakit. Mari kita percepat vaksinasi primes untuk orang tua kita,” ujar Budi.

Terkait, kata Budi, pemerintah telah menyiapkan rumah sakit untuk mengantisipasi pelayanan pasien yang membutuhkan pelayanan rumah sakit.

Terdapat 80.000 tempat tidur yang siap saat ini, dan sudah terisi/terpakai (untuk pasien Covid-19) ada 3.000 tempat tidur. “Kita masih bisa meningkatkan kapasitas kamar rumah sakit ke angka 150.00,” ujar Budi.

Kemenkes, katanya, juga sudah menyiapkan obat-obatan di antaranya 400.000 obat Molnupiravir, dan obat Covid-19 ini sudah tiba di Indonesia.

“Kita juga sudah memastikan protokol kesehatan yang baru untuk perawatan di rumah sakit. Ada 16.000 lebih generator oksigen yang sudah didistirbusikan ke seluruh rumah sakit di Indonesia dan lebih dari 36 oksigen generator yang sudah dipasang di rumah-rumah sakit di Indonesia,” kata Budi.

Untuk itu, kata Budi, sekali lagi kita semua harus tetap wspada. “Tidak usah panik, selama kita bekerja sama kita pasti bisa,” demikian Budi.

sumber : Beritasatu.com

LEAVE A REPLY