Kempupera Terapkan Teknologi Lapisan Ferosemen untuk Program Bedah Rumah

0

Pelita.online – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) menggunakan teknologi lapisan ferosemen (ferrocement) untuk menguatkan struktur rumah masyarakat yang mendapatkan bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau dikenal sebagai Program Bedah Rumah.

Dengan pemanfaatan teknologi tersebut, rumah yang dibedah melalui Program BSPS diharapkan dapat memenuhi persyaratan layak huni, terutama dari segi keselamatan bangunan, meminimalisasi kerusakan bangunan, dan keselamatan penghuni terhadap dampak bencana alam yang terjadi.

“Kami akan terus mendorong pelaksanaan Program BSPS di seluruh wilayah Indonesia. Program BSPS selain dapat meningkatkan kualitas rumah masyarakat yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni dengan dana stimulan dari pemerintah,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kempupera di Jakarta, Khalawi Abdul Hamid, dalam siaran pers Minggu (9/5/2021).

Khalawi menambahkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah bantuan Program BSPS untuk membantu masyarakat agar dapat memiliki hunian yang layak. Pada tahun 2020 lalu, jumlah dana Program BSPS yang disalurkan kepada masyarakat sebesar Rp 17,5 juta sedangkan di tahun 2021 jumlahnya ditingkatkan menjadi Rp 20 juta per unit rumah.

Dana bantuan Program BSPS sebesar Rp 20 juta dapat digunakan penerima bantuan untuk pembelian bahan material bangunan sebesar Rp 17,5 juta dan pembayaran upah tukang sebesar Rp 2,5 juta. “Kami juga terus melakukan inovasi agar rumah masyarakat yang dibedah bisa kuat secara struktur bangunan dan layak dengan menggunakan berbagai teknologi yang ada seperti lapisan ferosemen,” kata Khalawi.

Sementara itu, Kepala Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Gorontalo, Alwi Mahdali, menambahkan, Program BSPS yang dilaksanakan di Provinsi Gorontalo pada tahun ini menggunakan teknologi lapisan ferosemen. Pada tahun 2021 ini dari total alokasi Program BSPS sebanyak 1.260 unit di Provinsi Gorontalo, sebanyak 750 unit rumah yang mendapatkan BSPS di Kabupaten Gorontalo.

“Kami sudah menerapkan teknologi balutan ferosemen untuk memperkuat struktur di empat rumah. Kami harap semakin banyak rumah-rumah penerima Program BSPS yang menggunakan teknologi ferosemen tersebut,” katanya.

Alwi menerangkan, teknologi ini merupakan metode penguatan bangunan rumah berupa pemasangan kawat (wiremesh) sebagai lapisan perkuatan pada dinding pasangan bata dan untuk menambah kekuatan struktur serta mengurangi atau menghilangkan penggunaan tulangan baja. Metode tersebut juga dinilai dapat mendukung kekuatan bangunan terhadap gempa.

Untuk mencapai hasil yang diinginkan, tenaga ahli dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS harus menjelaskan detail metode pelaksanaannya metode ferosemen ini agar tukang bangunan di setiap Kelompok Penerima Bantuan (KPB) tidak kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

“Program BSPS yang dilaksanakan diharapkan dapat memenuhi persyaratan layak huni, terutama dari segi keselamatan bangunan, meminimalisasi kerusakan bangunan, dan keselamatan penghuni terhadap dampak bencana gempa dan untuk penerima manfaat semoga bantuan ini bisa mewujudkan keinginan masyarakat untuk memiliki rumah yang nyaman dan layak huni,” harapnya.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY