Lagi Tren Cetak Kartu Vaksin, Datanya Aman? Ini Kata Penjual Jasa

0

Pelita.Online –  Sertifikat vaksin COVID-19 kini menjadi syarat sejumlah aktivitas. Misalnya perjalanan luar kota, atau untuk masuk sejumlah mal di DKI Jakarta. Peluang ini memunculkan bisnis baru jasa cetak sertifikat vaksin COVID-19 dalam bentuk kartu.

Salah satunya dijalani Beni, seorang penyedia jasa percetakan kartu sertifikat vaksin COVID-19 asal Bandung. Awalnya hanya iseng-iseng tambah penghasilan, kini usaha Beni sukses meraup untung walau baru jalan kurang dari sebulan. Beni mengaku, jumlah pelanggan meningkat belakangan ini. Ia yang awalnya hanya melayani belasan per hari, kini menjadi puluhan setiap harinya.

Pelanggannya pun kini meluas. Tak hanya warga Bandung, melainkan juga warga luar kota hingga luar Jawa.

Ia berharap, jasa percetakan kartu vaksinasi COVID-19 ini bisa memudahkan banyak orang ketika diminta menunjukkan bukti sertifikatnya dalam melakukan berbagai aktivitas.

“Kita memang bisa mengunduh sertifikat vaksin menggunakan aplikasi pada smarthphone tetapi banyak risiko seperti habis baterai, hp nge-hang, hp rusak dan sebagainya terkait elektronik. Tetapi dengan mencetak kartu vaksin ini, lebih memudahkan kita untuk membawa sertifikat pergi kemanapun, dan lebih aman karena kita pasti selalu menyimpan di dalam dompet,” ujar Beni pada detikcom, Rabu (4/8/2021).

Untuk cetak 1 kartu, Beni mematok harga Rp 35.000.

Berarti mau tidak mau, orang yang ini cetak sertifikat vaksin COVID-19 harus membagikan datanya. Amankah?

Beni membenarkan, pelanggan yang ingin dicetak kartunya harus memberikan data. Namun ia menyebut, pihaknya menjamin agar data pelanggan tak tersebar.

“Menjaga kepercayaan customer dengan menjamin data privasi mereka aman. Bukan hanya menjual barang, tetapi juga menjual jasa. Kami juga tidak sembarang mencetak, pasti melalui proses pengecekan terlebih dahulu keaslian sertifikat vaksinnya,” beber Beni.

“Jadi itu kan pilihan orang untuk mencetak sertifikat mereka sebagai kartu, tidak ada pemaksaan. Tidak wajib setahu saya, yang wajib itu sertifikatnya, bukan kartunya. Kami hanya menawarkan bantuan,” pungkasnya.

sumber : detik.com

LEAVE A REPLY