Melambung! Harga Emas Sentuh Level Tertinggi 9 Bulan

0

Pelita.Online –  Harga emas terbang setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) bergerak sesuai ekspektasi pasar.  Pada perdagangan Jumat (13/1/2023) pukul 06:12 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.896,45 per troy ons. Harganya melemah tipis 0,02%.

Meski melemah pada Jumat pagi hari ini, emas masih berada di level tertingginya sejak April 2022 karena emas terbang pada hari sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (12/1/2023), emas ditutup melambung 1,1% di posisi US$ 1.896,86 per troy ons. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 26 April 2022 atau hampir sembilan bulan terakhir.

Harga emas masih menguat 1,6% secara point to point dalam sepekan. Harga emas juga melonjak 4,8% sementara dalam setahun menanjak 4,1%.

Harga emas terbang setelah AS mengumumkan data inflasi mereka untuk Desember 2022. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi AS melandai ke 6,5% (year on year/yoy) pada Desember 2022 dari 7,1% (yoy) pada November 2022. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Oktober 2021.

Secara bulanan (month to month/mtm), AS bahkan mencatatkan deflasi 0,1% pada Desember. Deflasi ini adalah yang pertama kalinya terjadi sejak Mei 2020.

Pergerakan inflasi pada Desember 2022 sesuai ekspektasi pasar yang memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 6,4-6,5%.

Melandainya inflasi ini tentu saja menjadi kabar positif bagi pelaku pasar emas. Dengan inflasi yang terus melandai, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bisa semakin melonggarkan kebijakan moneter mereka.

Melandainya inflasi ini menyeret ke bawah indeks dolar AS. Indeks jatuh ke posisi 102, 25 kemarin atau terendah sejak empat bulan lalu. Yield surat utang pemerintah tenor 10 tahun juga melandai ke 3,56%, lebih rendah dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang berada di 3,62%.

Dua faktor ini sangat menopang harga emas. Melemahnya dolar AS membuat harga emas semakin murah sehingga terjangkau untuk investasi.  Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya yield akan menguntungkan emas.

“Melemahnya dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS melambungkan harga emas karena dua faktor tersebut sangat menentukan harga emas,” tutur analis Standard Chartered, Suki Cooper, dikutip dari Reuters.

Ekonom ING James Knightley mengatakan inflasi sudah jauh melandai sehingga ada ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga hanya sebesar 25 bps pada Februari 2023.
Jika kenaikan suku bunga semakin moderat maka harga emas bisa semakin terbang.

Sebagai catatan, harga emas sudah menguat US$ 267 per troy ons atau 16,4% sejak awal November 2022 atau sejak terakhir kali The Fed melakukan kenaikan suku bunga secara agresif sebesar 75 bps.

sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY