Mencekam! Cerita Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: Seperti Hujan Api

0

Pelita.online – Kebakaran hebat melanda Depo milik PT Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara terbakar pada Jumat 3 Maret 2023 malam. Puluhan rumah hangus, 19 orang tewas dan 49 orang terluka.

Kejadiannya berlangsung mencekam. Di mata warga, kebakaran ini terparah dalam sejarah selama mereka tinggal di kawasan tersebut. Mengingat, pada 2009, kebakaran juga pernah terjadi pada 2009, namun dampaknya tidak separah ini.

Andi (29), salah satu korban yang rumahnya terbakar hanya bisa termenung melihat pondasi yang tersisa pasca kebakaran hebat. Pada malam itu, kebakaran bak hujan api meluluhlantakkan puluhan rumah warga di sekitar Depo.

Andi adalah pekerja jasa las besi yang berjarak 800 meter dari rumahnya. Saat malam kejadian, Andi mendengar sebuah dentuman keras di tempat kerjanya, tidak lama berselang mendapat kabar bahwa Depo Pertamina di belakang rumahnya mengalami kebocoran.

Spontanitas Andi segera bergegas pulang ke rumah. Dari ujung jalan, ia sudah melihat kobaran api yang menjulang tinggi sambil melahap rumah-rumah yang berada di sekitarnya.

Bahkan, Andi menggambarkan bahwa pada malam itu seperti hujan api. “Baunya seperti gas dan bensin, berselang beberapa lama ada percikan api, dan meledak menyambar kerumah warga, jadi minyak sudah pada buyar kemana-mana, itu sudah kayak hujan api makanya cepat menyambar ke rumah warga,” kata Andi saat ditemui MNC Portal di lokasi kebakaran, Minggu (5/3/2023).

Cerita Sahlan (69), warga lainnya tak kalah mencekamnya. Saat kejadian, sebelum api menyambar, yang terlihat hanyalah kepulan asap putih yang mengudara dan di iringi dengan bau semacam gas ataupun bensin.

Sahlan tinggal persis di belakang tembok Depo Pertamina. Dia mengaku mendengar suara yang mirip seperti tabung elpiji yang tengah mengeluarkan gas. Namun, suara itu awalnya dihiraukan oleh Sahlan, akan tetapi waktu malam itu, aroma gas atau bensin sudah santer dihirup oleh Sahlan dan keluarganya.

Hingga kabar adanya api yang dilihat istrinya sampai ketelingah Sahlan. Sahlan dan keluarga langsung beranjak dengan berlari meninggalkan hunian.

Mereka tak lagi memikirkan harta benda. Dalam pikirannya yang paling penting adalah menyelamatkan diri dan keluarga.

“Ada suara, saya tenang sedang duduk, ada yang teriak, ada yang kebakaran, kalau tidak ada yang teriak gak tau saya jadi apa,” kata Sahlan.

Senada diceritakan Hamzah (40), warga Tanah Merah yang rumahnya selamat dari kobaran di jago merah. Saat kejadian, suara dentuman dan bau menyengat dari gas dan bensin itu tidak bisa dihindarkan.

Hamzah beserta keluarganya langsung bergegas meninggalkan rumah. Bermula dari menyuruh keluarganya untuk pergi ke tempat yang lebih aman.

Sementara Hamzah masih berupaya membantu warga lain untuk mengevakuasi korban yang sudah terengah-engah berlari lemas menyelamatkan diri.

Malam itu, diceritakan Hamzah, kondisinya bau cukup menyengat. Bahkan, dirinya yang menggunakan masker berlapis tisu, masih tembus tercium aroma menyengat tersebut masih tembus ke rongga hidungnya.

“(Rumah) saya dekat dengan kejadian, waktu kejadian itu baunya gas, itu udah pada bubar semua, saya keluar kerumah orang-orang banyak ornag yang pingsan, muntah-muntah, makanya banyak yang meninggal, karena sudah lemes tidak sempat melarikan diri,” kata Hamzah.

Sumber : liputan6.com

LEAVE A REPLY