NTP Banten Februari Turun 0,04 Persen

0

Serang, Pelitaonline.id – Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Banten pada Februari 2016 sebesar 106,57 atau turun 0,04 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

“Penurunan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,15 persen masih lebih lambat dari laju kenaikan pada Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,19 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin.

Penurunan NTP Februari 2016 terutama disebabkan oleh turunnya NTP dua subsektor, yakni Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 1,06 persen dan Subsektor Peternakan turun sebesar 0,75 persen.

Namun penurunan NTP tersebut menjadi tidak terlalu besar karena ada kenaikan pada tiga subsektor yang lain yakni Subsektor Hortikultura yang naik sebesar 1,90 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,13 persen, dan subsektor Perikanan yang naik sebesar 0,07 persen.

Soebeno menjelaskan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Februari 2016, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen dibanding It Januari, yaitu naik dari 128,88 menjadi 129,08.

Kenaikan It pada Februari 2016 disebabkan naiknya It pada Subsektor Hortikultura yang cukup besar yakni sebesar 2,06 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,28 persen, dan subsektor perikanan naik 0,16 persen. Sementara It dua subsektor lainnya mengalami penurunan yakni It Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,81 persen dan It Subsektor Peternakan yang turun sebesar 0,56 persen.

Indeks harga yang dibayar petani (Ib), pada Februari 2016 Ib mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen yakni dari 123,08 menjadi 123,26 dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen atau naik dari 114,57 menjadi 115,02.

Soebeno mengatakan kenaikan itu disebabkan naiknya indeks pada lima kelompok BPPBM yaitu kelompok bibit naik sebesar 0,20 persen, kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,39 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik sebesar 0,57 persen, kelompok penambahan barang modal naik 0,78 persen dan kelompok upah buruh naik sebesar 0,41 persen. Hanya kelompok transportasi yang mengalami penurunan sebesar 0,22 persen.

Ia juga menyebutkan bahwa pada Februari 2016 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,15 persen terutama disebabkan oleh naiknya indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,56 persen.

Mengenai Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten Februari 2016 sebesar 112,22 atau turun 0,24 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Soebeno juga menambahkan bahwa dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 15 provinsi NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Jawa Barat dengan nilai indeks sebesar 107,42 yang diikuti oleh Provinsi Banten sebesar 106,57 dan Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 106,27. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 92,03.(an/san)

LEAVE A REPLY