Panglima: KKB Manfaatkan Anak-anak saat Serang Anggota TNI di Papua /

0

pelita.online – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkap, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memanfaatkan anak-anak dan ibu-ibu saat menyerang pasukannya di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4).
Yudo mengatakan hal itu berawal saat 36 anggotanya melakukan operasi pencarian lokasi untuk menyelamatkan Pilot Susi Air Philip Mertens.

“Kejadian itu berawal dari pasukan kami 36, sedang beroperasi pencarian terhadap informasi adanya lokasi pilot,” kata Yudo, saat memberikan keterangan pers di Base Ops Lanudal Juanda, Surabaya, Selasa (18/4).

Yudo mengaku selalu menginstruksikan anggotanya untuk melakukan operasi dengan mengedepankan kondusivitas wilayah. Namun di tengah jalan, pasukannya tiba-tiba diadang dan diserang oleh KKB, bersama penduduk yang sebagian besar adalah anak-anak dan ibu-ibu.

“Namun di dalam perjalanannya [anggota] diadang dan kontak tembak dengan KST (Kelompok Separatis dan Teroris) yang dalam kontak tembak tersebut mereka memanfaatkan masyarakat dan juga anak-anak untuk menyerbu,” ujarnya.

KKB itu, kata Yudo, juga melakukan penembakan ke arah anggota TNI. Sementara anak-anak dan ibu-ibu itu juga terus menyerbu mereka. Yudo menyebut, anak-anak dan ibu-ibu itu diduga adalah penduduk setempat yang dibina dan dikerahkan untuk turut menyerang anggotanya.

Serangan itu sendiri, kata Yudo, berupa teriakan hingga tiupan peluit. Hal itu berhasil menakut-nakuti anggotanya. Kemunculan penduduk ini juga membuat anggota TNI jadi ragu untuk melakukan tembakan balasan. Mereka tak mau melukai masyarakat.

“Ada masyarakat kemudian anak-anak yang teriak-teriak, kemudian ada peluit. Seperti menakut-nakuti. Kami juga begitu melihat tembakan kemudian melihat masyarakat seperti itu akhirnya terbawa tidak menembak karena mengira anak-anak. Tapi mereka ternyata menggunakan teori seperti itu,” ucapnya.

Karena kejadian itu, satu orang personel, Pratu Miftahul Arifin jatuh ke jurang sedalam 15 meter. Anggota lainnya yang tahu kemudian berusaha menyelamatkan Miftahul.

“Ada satu jatuh korban atas nama Pratu Miftahul Arifin, jatuh ke jurang 15 meter. Kemudian ditolong, saat pertolongan tersebut dilaksanakan penembakan oleh KST, sehingga posisi kami bertahan,” ucapnya.

“Namun karena dari segala sisi mereka bersama masyarakat keroyok ramai-ramai, sehingga pasukan kami panik, sehingga terjadi seperti itu,” tambahnya.

Dari kejadian itu, Miftahul dinyatakan tewas. Lima anggota mengalami luka tembak. Empat orang masih hilang. Sementara sisanya selamat.

“Dan sampai saat ini, lima personel yang kena luka tembak tadi sudah dievakuasi ke Timika, saya sudah melihat sendiri kondisinya semuanya sehat, karena dari helikopter bisa jalan menuju ambulans untuk dilaksanakan perawatan di RS di Timika,” ujar dia.

Yudo mengatakan, pasukan yang selamat ini sudah kembali ke wilayah Mugi-Mam, Nduga. Sementara sebagian lainnya masih bertahan untuk evakuasi jenazah Miftahul dan mencari empat anggota yang masih hilang kontak.

“Yang lainnya Alhamdulillah selamat, ada yang sudah kembali ke Mugi, ada yang standby untuk mengambil jenazah,” pungkasnya.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY