Panglima TNI soal Selandia Mau Bantu Pilot Susi Air: Saya Masih Mampu

0

pelita.online – Panglima TNI Yudo Margono menegaskan pihaknya masih mampu membebaskan Pilot Pesawat Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Hal tersebut disampaikan Yudo merespons tawaran bantuan dari Selandia Baru untuk membebaskan Philip selaku warga negaranya. Philip diketahui sudah disandera selam satu bulan sejak insiden pembakaran pesawat pada Selasa (7/3).

“Dia (Selandia Baru) tetap menyerahkan kepada kita, percayakan pada kita. Dia menawarkan bantuan tapi saya masih mampu menyelesaikan,” jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (8/3).

Yudo menjelaskan dalam pertemuan yang berlangsung pada pekan lalu, pihak Selandia Baru meminta agar keselamatan Philip tetap diutamakan dalam operasi pembebasan yang dilakukan.

Ia memastikan upaya pencarian tersebut saat ini masih terus dilakukan oleh tim gabungan TNI-TNI-Polri. Yudo mengatakan para personel TNI-Polri juga telah ditempatkan di titik-titik yang menjadi daerah pelarian dari rombongan Egianus Kogoya.

“Jadi kita tetap melaksanakan gelar tadi, dan sudah kita tempatkan di daerah-daerah khususnya di daerah rawan yang diduga. Kita tidak bisa menentukan ‘ohh di sini, ohh d isini’ tapi dari deteksi dari surveilans tadi kita dapat,” ujarnya.

Hanya saja, kata dia, dalam operasi penyelamatan terhadap Philip pihaknya tidak serta merta mengambil tindakan terukur terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Ia menegaskan operasi militer tidak mungkin dilakukan dalam penyelamatan Philip lantaran dikhawatirkan dapat membahayakan sandera ataupun masyarakat setempat.

“Kalau kita mau operasi istilahnya (penyerbuan) serentak, itu khawatir penduduk yang akan terkena karena mereka ini bersama-sama dengan penduduk,” tuturnya.

“Jadi ini bukan penyelamatan di tempat seperti penyelamatan sandera di suatu pesawat enggak, ini dibawa pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat,” sambungnya.

Ia menambahkan apabila memang ingin mengambil opsi penyerbuan, hal tersebut sejatinya sudah akan dilakukan sejak lama. Pasalnya, kata dia, TNI mempunyai prajurit dan alutsista yang memadai untuk menunjang operasi tersebut.

“Tapi ini bukan operasi militer, ingat ini adalah operasi penegakan hukum sehingga harus mengedepankan hukum,” tegasnya.

Philip menjadi sorotan usai disandera oleh OPM sejak 7 Februari lalu. Ia dilaporkan menghilang tak lama setelah kelompok tersebut membakar pesawat Susi Air di Nduga. Beberapa hari kemudian pemerintah Indonesia mengonfirmasi bahwa Philip disandera OPM. Belakangan, Indonesia sudah mengetahui titik koordinat pilot Susi Air itu.

Yudo Margono telah menyatakan operasi penyelamatan Philip tidak bisa langsung dilakukan dengan cara operasi militer, namun mesti dengan cara persuasif.

“Kita masih terus laksanakan bersama TNI dan Polri, bahwasanya ini adalah proses penegakan hukum tidak bisa kita langsung laksanakan operasi militer dan tentunya kita tetap mengedepankan penegakan hukum,” kata Yudo.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY