PBB Desak AS dan Bank Dunia Cairkan Aset Afghanistan

0

Pelita.Online – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Amerika Serikat (AS) dan Bank Dunia mencairkan dana milik Afghanistan yang dibekukan sejak Taliban berkuasa. Guterres menekankan, Afghanistan membutuhkan dana tersebut untuk mencegah krisis kemanusiaan semakin memburuk.

“Kita harus dengan cepat menyuntikkan likuiditas ke dalam perekonomian (Afghanistan) dan menghindari kehancuran yang akan menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan kemelaratan bagi jutaan orang,” kata Guterres kepada awak media di markas PBB di New York, Kamis (13/1/2022), dikutip laman Al Arabiya.

AS diketahui membekukan aset senilai 9,5 miliar dolar milik bank sentral Afghanistan. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga menangguhkan kegiatan mereka di Afghanistan. Cadangan baru senilai 340 juta dolar AS yang dikucurkan IMF pada Agustus tahun lalu belum disalurkan ke Afghanistan. “Suhu beku dan aset beku adalah kombinasi mematikan bagi rakyat Afghanistan,” ujar Guterres menggambarkan kondisi yang mengkhawatirkan saat negara tersebut menghadapi musim dingin.

“Saya berharap sumber daya yang tersisa, lebih dari 1,2 miliar dolar AS dari Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan (ARTF) akan tersedia untuk membantu rakyat Afghanistan bertahan hidup di musim dingin,” ujar Guterres menambahkan.

PBB telah mengatakan mereka membutuhkan dana sebesar 5 miliar dolar AS untuk membantu Afghanistan menangani krisis kemanusiaan. PBB meminta dunia berpartisipasi dalam membantu negara tersebut. “Bencana kemanusiaan besar-besaran tampak. Pesan saya mendesak; jangan tutup pintu bagi rakyat Afghanistan. Bantu kami meningkatkan dan mencegah kelaparan yang meluas, penyakit, kekurangan gizi, dan akhirnya kematian,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths, Selasa (11/1/2022).

Dari dana yang dibutuhkan, sebanyak 4,4 miliar dolar AS di antaranya bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan esensial di internal di Afghanistan. Sementara 623 juta dolar AS diperlukan untuk menyokong kehidupan jutaan warga Afghanistan yang berlindung di luar perbatasannya. Menurut PBB, terdapat 5,7 juta pengungsi Afghanistan yang terlantar di lima negara tetangga. Mereka membutuhkan bantuan vital tahun ini.

Sebanyak 4,7 juta orang di Afghanistan diperkirakan atau berisiko menderita gizi buruk akut tahun ini. Angka itu termasuk 1,1 juta anak-anak. Griffiths mengatakan tanpa bantuan kemanusiaan, bencana kelaparan, kematian, dan perpindahan massal di Afghanistan akan berlanjut. Sebaliknya, jika donor internasional mengalir, rakyat Afghanistan dapat memperoleh keamanan dan jaminan hidup.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengungkapkan, tujuan paket bantuan untuk Afghanistan adalah menstabilkan situasi di negara tersebut. Dengan demikian, banjir migran ke negara-negara tetangga Afghanistan dapat dihindari atau dicegah.

“Pergerakan orang itu akan sulit diatur, di daerah dan sekitarnya, karena tidak akan berhenti di daerah. Jika upaya ini tidak berhasil, kami harus meminta 10 miliar dolar AS tahun depan, bukan 5 miliar dolar AS,” kata Grandi menjelaskan.

sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY