Pefindo: Penerbitan Obligasi Korporasi 2022 Capai Rp 163,63 Triliun

0

Pelita.Online – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat, nilai penerbitan surat utang atau obligasi korporasi sepanjang 2022 mencapai Rp 163,63 triliun, meningkat 44,72% dibandingkan tahun lalu Rp 113,07 triliun.

Direktur Utama Pefindo Irmawati menilai, pasar surat utang domestik menunjukkan tren pertumbuhan yang solid. Padahal tahun ini, Indonesia berada di tengah situasi ketidakpastian perekonomian global yang tinggi, ditandai oleh konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, lonjakan tingkat inflasi, dan kenaikan suku bunga yang agresif.

Pefindo memanfaatkan situasi tersebut dengan mempertahankan posisi pasarnya sebagai lembaga pemeringkat terbesar dan terpercaya di Indonesia. Irmawati mengatakan bahwa secara keseluruhan, Pefindo mencatatkan kinerja positif dengan mencatat rekor tertinggi pemeringkatan surat utang korporasi.

“Pefindo menguasai 81,09% pangsa pasar dari total penerbitan surat utang korporasi di tahun 2022,” terang Irmawati secara tertulis, Kamis (29/12/2022).

Sementara itu, jumlah outstanding obligasi pada 2022 mencapai Rp 516,32 triliun, meningkat sekitar 4,62% dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 493,52 triliun. Dari total outstanding tersebut, Pefindo menguasai pangsa pasar 79,08% atau senilai Rp 408,30 triliun.

Pemeringkatan surat utang Pefindo di tahun 2022 sebagian besar dilakukan pada Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar Rp 103,04 triliun yang setara 77,65% dari total pemeringkatan surat utang. Di samping itu, 19,43% lainnya atau Rp 25,79 triliun adalah EBUS baru.

“Selain itu, Pefindo juga memeringkat EBUS non-listed sebesar Rp 3,87 triliun atau 2,91% dari total pemeringkatan surat utang,” sambung Irmawati.

Direktur Pemeringkatan Pefindo Hendro Utomo mengatakan, sebagian besar surat utang yang diperingkat adalah berkategori peringkat A dengan nilai sebesar Rp 62,54 triliun. Nilai tersebut meningkat 24,71% dari tahun sebelumnya. ”Sedangkan pemeringkatan surat utang dengan peringkat AAA mencapai Rp 45,63 triliun, meningkat 100,07% dari tahun sebelumnya,” tambah Hendro.

Berdasarkan klasifikasi industri, pemeringkatan Pefindo didominasi oleh sektor pulp and paper serta multifinance. Pefindo memeringkat surat utang baru di industri pulp and paper sebesar Rp 26,26 triliun, meningkat 83,58% dari tahun sebelumnya. Sedangkan di industri multifinance, pemeringkatan surat utang yang dilakukan Pefindo mencapai sebesar Rp 16,14 triliun, meningkat 11,29% dari tahun sebelumnya.

Tingkat Gagal Bayar Korporasi
Hendro menambahkan, ketidakpastian perekonomian global menjadi tantangan bagi aktivitas bisnis di dalam negeri, yang pada akhirnya juga berdampak pada prospek usaha, termasuk pendapatan dan kewajiban-kewajiban keuangan yang dimiliki emiten.

Pefindo mencatat, beberapa perusahaan di Indonesia pada 2022 mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Hal ini berdampak pada tingkat gagal bayar perusahaan pada 2022.

Hendro menjelaskan, sejak 2007 sampai November 2022, tingkat gagal bayar berdasarkan instrumen yang diperingkat adalah sebesar 1,03%. Persentase tersebut meningkat dari posisi di akhir 2021 yang mencapai 0,95%.

Sedangkan, tingkat gagal bayar berdasarkan perusahaan penerbit adalah sebesar 6,25%, meningkat jika dibandingkan akhir 2021 yang sebesar 5,91%. “Jika dilihat dari pembagian besar antara sektor keuangan dan non-keuangan, tingkat gagal bayar pada sektor keuangan lebih rendah dibandingkan dengan sektor non-keuangan, baik secara instrumen maupun secara perusahaan penerbit,” tutup Hendro.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY