Pemprov DKI Diminta Lakukan Inovasi Tangani Banjir Cipinang Melayu

0

Pelita.online – Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk melakukan berbagai inovasi dalam menangani tiitk-titik di Jakarta yang menjadi langganan banjir. Salah satunya, kata Nova, di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur yang diakibatkan luapan Kali Sunter dan hujan lebat.

“Jadi, untuk titik-titik di Jakarta yang langganan banjir seperti Cipinang Melayu tidak bisa hanya ditangani dengan cara-cara yang biasa, harus ada inovasi yang dilakukan SDA DKI Jakarta,” ujar Nova di Jakarta, Minggu (18/4/2021).

Nova mencontohkan inovasi dalam penanganan banjir dengan membuat sumur resapan denagn spesifikasi khusus. Apalagi, kata dia, sumur resapan merupakan salah satu program Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi banjir.

“SDA kan punya program sumur resapan untuk mencegah genangan, segera lah bikin di kawasan itu. Dengan catatan gunakan spesifikasi yang baru, biar penyerapan airnya cepat,” tandas dia.

Menurut Nova, sumur resapan inovasi atua yang memiliki spesifikasi khusus, harus memiliki kedalaman hingga 20 meter ke bawah tanah, menggunakan pipa PVC 4 inci dan dipadati lapisan kerikil serta batu belah yang mampu menampung hingga 10.000 liter dengan durasi cukup singkat. Menurut dia, sumur resapan tersebut tidak membutuh waktu lama dalam pembuatannya dan bisa membantu mempercepat penyurutan bahkan mencegah terjadinya genangan seperti di Cipinang Melayu.

“Kita juga minta Dinas SDA untuk memperbanyak pompa mobile di kawasan Cipinang Melayu sehingga jika Kali Sunter mulai meluap, bisa segera diantisipasi. Juga melakukan upaya early warning system atau peringatan dini seperti pemberitahuan ke warga ketika muka air sungai sudah mulai meninggi,” imbuh dia.

Sebagaiman diketahui, berdasarkan APBD Tahun Anggaran 2021, Dinas Sumber Daya Air (SDA) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 411,43 miliar untuk pembangunan sumur resapan. Anggaran itu diproyeksikan untuk pembangunan di 150.000 titik.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan alasan daerah Cipinang Melayu, Jakarta Timur sering dilanda banjir. Salah satunya, kata Riza, Cipinang Melayu termasuk salah satu daerah yang dulu tanahnya dikeruk untuk pembangunan Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

“Waktu bangun GBK kan diuruk tanah diambil dari sana, di antaranya dari Kalibata dan sebagainya (termasuk Cipinang Melayu). Diuruk sehingga lahan yang dikeruk menjadi kubangan,” ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/4/2021).

Karena dikeruk, kata Riza, posisi Cipinang Melayu dan beberapa daerah lainnya seperti Condet dan Kalibata, menjadi lebih rendah dibandingkan daerah yang lain. Meskipun sudah menjadi kubangan dan posisi menjadi lebih rendah, tutur dia, Cipinang Melayu tetap dijadikan warga sebagai permukiman karena kekurangan lahan di Jakarta.

“Sekarang kubangan itu karena sulitnya lahan, oleh warga dijadikan pemukiman. Kalau hujan ya banjir, jadi kubangan,” ungkap dia.

Pemprov DKI Jakarta khususnya Dinas Sumber Daya Air, kata Riza, akan mencarikan solusi yang terbaik untuk mengatasi banjir di titik-titik yang menjadi kubangan dan posisinya lebih rendah dibandingkan daerah yang lain. Salah satunya, kata Riza, pihaknya akan membangun rumah susun di Cipinang Malayu.

“Di antaranya konsep yang sudah pernah kami sampaikan di situ (Cipinang Melayu), nanti harus dibangun rusunawa, rusunami sehingga bawahnya kosong. Ketika kemarau, bagian bawahnya menjadi basemen, menjadi tempat bermain. Ketika hujan, banjir, (basement) menjadi tempat tampungan air,” pungkas Riza.

Kawasan Cipinang Melayu sempat direndam banjir setelah hujan lebat pada Rabu, 14 April 2021 lalu. Cipinang Melayu memang menjadi langganan banjir jika terjadi hujan lebat.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY