Perdagangan Komoditas Pertanian Flores Meningkat di Tengah Pandemi

0
Pekerja menyusun batok kelapa untuk dijadikan arang, di Desa Belang-Belang, Kecamatan Papalang, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (31/8/2020). Arang tempurung kelapa tersebut di jual seharga Rp.5 ribu per kilogram untuk bahan bakar industri briket serta di pasarkan ke sejumlah rumah makan di Sulbar. ANTARA FOTO/Akbar Tado/hp.

pelita.online-Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Ende melaporkan sepanjang masa pandemi tahun 2020, perdagangan tiga komoditas pertanian unggulan asal Flores meningkat signifikan.

Kepala Karantina Pertanian Ende, Kostan Manalu di Ende, Minggu (4/1/2021) mengatakan tiga komoditas unggulan asa pulau Flores itu antara lain kopi, porang dan kelapa bulat.
Selain jumlahnya yang berlimpah, kualitasnya juga baik dan telah melalui serangkaian tindakan karantina sehingga dapat kami pastikan sehat dan aman.

Ia menjelaskan untuk komoditas kopi jumlah meningkat lebih dua kali lipat dari pada tahun 2019 sebanyak 194 ton menjadi 631 ton pada tahun 2020 atau setara dengan 224 persen. Kemudian porang dari 69 ton di tahun sebelumnya, di tahun 2020,meningkat menjadi 139 ton atau 102 persen sementara kelapa bulat dari tahun sebelumnya 1.632 ton, pada tahun 2020 meningkat menjadi 2.550 ton 56,2 persen.

Menurut Kostan, tidak hanya komoditas asal tumbuhan saja yang meningkat, namun komoditas hewanpun mencatat peningkatan dibandingkan tahun 2019, yakni masing-masing sapi potong dan madu yang mengalami peningkatan. Pada 2019, dari 5.077 ekor sapi meningkat menjadi 5.184 ekor atau 2,1 persen pada tahun 2020. Kemudian madu juga naik paa 2020, dari 5,18 ton menjadi 5,5 ton atau setara dengan 6,2 persen.

” Hal ini tentunya memberikan tren positif dalam perekonomian bangsa,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa seperti diketahui bersama, pandemi yang berlangsung sejak delapan bulan lalu berdampak pada berbagai sektor perekomian, pariwisata dan lainnya. Namun, sektor pertanian menjadi salah satu harapan di tengah pandemi untuk menjaga perekonomian bangsa.

Hal ini dapat menjadi prestasi kerja bersama seluruh pemangku kepentingan sektor pertanian serta program dan kebijakan yang digagas oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST di Karantina Pertanian Ende tercatat beberapa daerah asal produk pertanian unggulan salah satunya adalah pulau Flores atay yang dikenal dengan Pulau Nusa Bunga, sebagai penghasil subsektor perkebunan dan peternakan. Yakni kakao, biji mete, kelapa, porang, kopi biji, dan sarang burung walet. Tidak hanya itu, dipulau ini juga banyak menghasilkan sapi potong yang selanjutnya dikembangkan di Flores.

Karantina Pertanian Ende selaku koordinator upaya peningkatan ekspor di wilayah secara proaktif menggalang kerjasama dengan berbagai entitas di pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani.

Melalui Gerakan Tigakali Lipat Ekspor Pertanian, Gratieks pihaknya terus meningkatkan sinergistas guna mencapai target peningkatan ekspor pertanian diwilayah kerjanya.

Sebagai informasi, saat ini Kementerian Pertanian memfokuskan 10 komoditas unggulan ekspor yakni kopi, porang, wortel, kakao, kelapa bulat, mede biji, sarang burung walet, lada, mangga, dan kubis. Dan hampir semua komoditas unggulan tersebut ada di Pulau Flores dan Lembata dalam jumlah dan kualitas yang baik. Dengan bersinergi, diharapkan juga kedepan ekspor pertanian dapat langsung dilakukan dari Flores.

“Kami siap memberikan bimbingan teknis bagi petani dan pelaku usaha untuk pemenuhan protokol ekspor negara tujuan serta akses informasi seluas-luasnya melalui klinik agro ekspor,” jelas Kostan.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil juga menegaskan kepada jajarannya di seluruh Indonesia siap memberikan percepatan layanan pada bisnis proses ekspor pertanian.
“Untuk ekspor, kami siapkan karpet merah. Karena ekspor tidak melulu soal jumlah ini adalah kebanggaan kita dan harapannya sekaligus juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” tukas Jamil.

Sumber: ANTARA

LEAVE A REPLY