Pesan Maulid Nabi Muhammad dari Imam Besar Al Azhar

0

Pelita.Online – Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Tayyeb menekankan pada Ahad (17/11) terkait pentingnya menghidupkan kembali tuntunan Nabi Muhammad. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk menyelamatkan umat Islam dari orang-orang yang secara salah mengklaim mematuhi instruksi nabi dan mengikuti agama serta yurisprudensinya, sementara mereka membunuh orang tak bersalah.

Imam besar Al-Azhar, membuat pernyataan selama perayaan Maulid di  Manara International Conference Centre di New Cairo. Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi, Perdana Menteri Mostafa Madbouly, pejabat negara, dan ulama menghadiri perayaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Wakaf.

Dalam sambutannya, El-Tayyeb menyampaikan salam kepada El-Sisi, rakyat Mesir, dan negara-negara Arab dan Islam pada kesempatan Maulid. Imam besar mencatat bahwa mendiang penulis Irlandia terkenal George Bernard Shaw memuji Islam sebagai sistem yang menegakkan pilar perdamaian dan memuji Nabi Muhammad sebagai orang yang akan menyelesaikan semua masalah kemanusiaan saat ini.

“Jika Bernard Shaw berpikir kembalinya bimbingan Muhammad diperlukan untuk menyelamatkan dunia kita hari ini, saya melihat bahwa ini telah menjadi lebih dari kebutuhan untuk menyelamatkan komunitas Muslim kita dari kondisi yang tidak manusiawi,” kata El-Tayyeb, dilansir dari laman Ahram pada Senin (18/10).

“Beberapa orang yang mengklaim bahwa mereka mematuhi instruksi nabi, dan agama dan yurisprudensinya, sementara mereka membunuh orang yang tidak bersalah,” lanjutnya.

El-Tayyeb mengutuk orang-orang yang melakukan tindak kekerasan. “Mengubah masjid Allah, menjadi arena perang di mana nyawa hilang, darah tertumpah, tubuh hancur, kesucian dilanggar, dan hak-hak orang, dan hak-hak perempuan, anak perempuan dan anak-anak disia-siakan,” ucapnya.

Imam besar itu memperingatkan bahwa pembunuhan brutal yang dilakukan oleh Muslim terhadap Muslim memicu kecenderungan sayap kanan di Barat dan Timur. Selain itu juga meningkatkan tindakan Islamofobia.

Dia menggambarkan Nabi Muhammad sebagai orang pemaaf yang tidak pernah kasar atau berkata buruk atau tidak bermoral. “Dia bukan orang yang lantang yang meninggikan suaranya di jalanan dan pasar. Dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan dengan pengampunan dan pengampunan,” katanya.

El-Tayyeb menambahkan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah memukul seseorang dengan tangannya kecuali dalam Jihad. Nabi juga tidak pernah memukul seorang hamba atau wanita, dan tidak pernah terlihat membalas ketidakadilan yang dideritanya selama larangan Allah tidak dilanggar.

sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY