Saat Jokowi dan SBY “Berbalas Pantun”

0

Pemilu Presiden tahun 2019 masih jauh. Namun perang urat saraf  yang bisa dibaca  sebagai bagian dari rivalitas  antar tokoh politik  mulai  muncul. Yang paling gres adalah aksi saling serang  antara  dua tokoh sentral, yakni mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang biasa disapa SBY dengan Presiden Joko Widodo.

Keduanya  kini terlibat aksi  “berbalas pantun” yang terpublikasikan di media masa secara meluas. Belum jelas benar siapa sesungguhnya yang pertama kali “menjual pantun” itu.   Yang jelas ,saat berada di Pati, Jawa Tengah,dalam rangka “tour of java” SBY mengkritik soal  prioritas pembangunan infrastruktur jangka panjang yang dibangun Pemerintahan Jokowi disaat kondisi ekonomi saat ini sedang lesu.

“Saya mengerti, bahwa kita butuh membangun infrastruktur. Dermaga, jalan, saya juga setuju. Tapi kalau pengeluaran sebanyak-banyaknya dari mana? Ya dari pajak sebanyak-banyaknya. Padahal ekonomi sedang lesu,” terang Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu.  Dia bahkan menyarankan agar pemerintah mengurangi belanja infrastruktur dengan cara menundanya untuk dikerjakan secara bertahap. Kritik ini sepertinya langsung menembus  Istana.

Apa jawaban Jokowi atas lemparan pantun SBY.  Jokowi  tidak membuat pernyataan apapun yang secara langsung menjawab kritikan SBY. Namun, ia memilih cara simbolik  yang bisa ditafsirkan  mencoba mengkonter tudingan pendahulunya itu. Tanpa dinyana, Jokowi tiba-tiba berada di kompleks olah raga Hambalang, yang kondisinya  terbengkalai akibat kasus korupsi yang melilit mega proyek  senilai Rp2,7 triliun tersebut. Aksi politik simbolik Jokowi di lokasi proyek peninggalan SBY ini dalam pandangan pengamat dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, sebagai perlawanan simbolik  atas serangan awal  SBY atas  Jokowi.

“Boleh dibilang, efek peristiwa Jokowi  datang ke Hambalang lebih besar imbasnya ketimbang  efek SBY yang saat ini melakukan Tour de Java.  Ibaratnya , SBY dengan lima langkahnya dapat poin lima, sedangkan  Jokowi dengan satu langkah saja dapat poin enam atau tujuh,” ujar Ray kepada media, Jumat (18/3).  Dalam konter simboliknya, dengan mudahnya bisa dibaca bahwa Jokowi seolah ingin mengatakan bahwa SBY justru bermasalah dengan infrastruktur. Jokowi lalu memperkuat pesannya itu dalam ciutan tweeter pribadinya @Jokowi yang diunggah Jumat pada pukul 13.31 WIB.

“Sedih melihat aset Negara di proyek Hambalang mangkrak. Penuh alang-alang. Harus diselamatkan,” tulis Jokowi dalam akun tersebut. Bukan itu saja, Jokowi  dalam wawancara dengan pers sebelumnya menyebut dirinya akan melakukan penyelamatan atas asset negara yang terbengkalai itu.

“Yang paling penting penyelamatan aset Negara. Kuncinya di situ dan arahnya akan ke sana. Apapun ini menghabiskan anggaran triliunan,” tegas Presiden.

Suramadu dan Helikopter

Meski tidak secara langsung menjawab tudingan SBY, langkah balasan pantun high politik Jokowi ini jelas memukul balik SBY.  Merasa dipojokkan, rupanya SBY belum kehabisan peluru. Aksi pantun simbolik Jokowi, juga dibalas  dengan cara simbolik pula. Entah bagaimana awalnya, SBY berfoto keluarga dengan  background  jembatan Suramadu yang melintang dari Surabaya dan Bangkalan (Madura). Sepintas tak ada yang istimewa dari foto SBY dengan istri, anak, menantu beserta cucunya Aira.

“Senang rasanya setelah 12 hari, sepanjang yang kami lalui dari kota ke kota, siang dan malam, akhirnya weekend ini saya bisa berkunjung kembali ke Jembatan Suramadu bersama Bu Ani, keluarga terutama cucu tersayang, Aira,” ujar SBY kepada media, Sabtu (19/3).   Dari situ SBY bercerita terkait keberhasilan dirinya membangun Jembatan yang diresmikan pada 2009 itu.  Ketika itu ada kekhawatiran seperti gejolak sosial dari pembangunan jembatan terpanjang di Tanah Air tersebut.

“Saya katakan Insya Allah tidak akan terjadi. Toh nanti para ulama, tokoh masyarakat, pimpinan daerah Madura, para bupati juga ikut memastikan tidak akan ada pengaruh negatif apapun,” tegas  pria asal Pacitan ini.

SBY memang tidak secara eksplisit membalas serangan Jokowi. Namun, aksi foto barengnya di Suramadu secara politis bisa diartikan bahwa dia tengah menjelaskan keberhasilan membangun proyek riskan tersebut yang semasa pemerintahan Megawati gagal dituntaskan.

Selesaikah sampai di situ aksi berbalas pantun dua petinggi negara ini?  Apa balasan balik  Jokowi  atas  aksi foto keluarga SBY itu?  Sepertinya belum terlihat. Namun, ada catatan menarik juga. Sebab, di hari yang sama, yakni Sabtu (19/3) Jokowi rupanya punya agenda kunjungan kerja di Madura, tepatnya di Kabupaten Sampang untuk meresmikan Bendungan Nipah.

Yang menjadi catatan, Jokowi ke Sampang tidak melalui jalan darat yang tentu saja harus melewati Jembatan Suramadu, sebagai salah satu masterpiece peninggalan SBY. Dia dan rombongan justru memilih naik helikopter ke Sampang. Mungkin ada pertimbangan lain, terutama soal kepraktisan.  Tapi disisi lain, apakah pristiwa naik helikopter ini bisa dipahami  sebagai aksi pantun balasan Jokowi  atas  rilis foto keberhasilan SBY di Jembatan Suramadu? Belum jelas benar. Namun, seorang tokoh Madura yang juga mantan politisi Partai Demokrat Achsanul Qosasih tiba-tiba nyeletuk di akun tweeternya. “Selamat Datang di Madura Bp Presiden, lain waktu jgn lewat atas, krn kami ada dibawah, biar lebih bermakna,” sindir akun‏@AchsanulQosasi. Tak jelas apa yang dimaksud Achsanul yang juga pejabat di BPK RI dari  kalimat biar lebih bermakna itu.

Tampaknya, ke depan aksi berbalas pantun ini sepertinya masih akan terus terjadi. Semoga  ini hanya sekedar pertunjungan selera humor tingkat tinggi kedua pemimpin bangsa ini. Bukan sebagai aksi yang sengaja ingin saling menjatuhkan.  (esa).

LEAVE A REPLY