Selama Pandemi, Ada 12 Juta Pengguna E-Commerce Baru

0
Warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja online di salah satu situs belanja online di Depok, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dalam waktu dekat bakal memungut pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen atas perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Pelita.online – Sirclo memperkirakan selama pandemi Covid-19 terdapat 12 juta pengguna e-commerce baru. Di mana, menurut riset dari penyedia layanan e-commerce enabler tersebut, setidaknya 40% dari pengguna baru itu menyebut akan tetap menggunakan layanan e-commerce meski kelak pandemi telah usai. Persentase itu tertuang dalam laporan e-commerce tahunan terbaru berjudul “Navigating Indonesia’s E-Commerce: Covid-19 Impact & The Rise of Social Commerce”.

“Ini salah satu faktor utama pertumbuhan. Orang yang tadinya tidak berbelanja online, sekarang karena situasi pandemi akhirnya mereka dipaksa lebih cepat untuk berbelanja online,” pungkas CEO Sirclo Brian Marshal dalam media gathering virtual, Rabu (4/11).

Sejak pandemi Covid-19, produk sanitasi menjadi kategori produk yang paling banyak diburu. “Trennya secara umum sampai saat ini kuartal III 2020, permintaan produk sanitasi ini masih tinggi. Memang tidak melonjak seperti dari kuartal I ke II, tetapi permintaannya ini tetap bertahan,” kata Brian.

Lebih lanjut berdasarkan hasil riset, Sirclo menemukan bahwa 95% pengguna melakukan transaksi lewat smartphone. Lalu, ternyata satu dari lima orang memiliki frekuensi sembilan kali atau lebih dalam sebulan untuk berbelanja online. Kemudian secara proporsi gender, Sirclo melihat proporsi pengguna e-commerce pria dan wanita tidak terpaut terlalu jauh. “Secara proporsi, 58% adalah konsumen wanita. Secara umum, konsumen pria juga tidak kalah banyak 42%,” sebut dia.

Sementara itu, Brian memproyeksikan transaksi di e-commerce akan meningkat enam kali lipat di akhir tahun ini secara year on year dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. “Selama pandemi, ada percepatan. Tadinya sudah cepat, jadi makin cepat. Ini secara khusus, kalau bicara angka, 2020 yang tadinya orang perkirakan akan meningkat 54%, jadi meningkat 91%. Ini jauh lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini bisa hampir dua kali lipat tumbuhnya. Pertumbuhan ini juga akan berdampak ke tahun-tahun setelahnya,” imbuhnya.

Menghadapi ajang promosi 11.11 pada bulan ini dan 12.12 pada bulan depan, Brian memaparkan beberapa strategi yang dapat pelaku usaha terapkan dalam memasarkan produknya di e-commerce. Yaitu, investasi pada pembentukan brand awareness, menerapkan strategi unik sesuai kanal penjualan, product bundling, kolaborasi dengan produk populer, dan memberikan hadiah menarik kepada konsumen.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY