Tahun Baru, Paus Kembali Serukan Perdamaian Dunia

0
This handout photo taken and released on January 1, 2021 by the Vatican Media shows Pope Francis holding a weekly live streamed private audience in the library of the apostolic palace in The Vatican, during the COVID-19 pandemic caused by the novel coronavirus. (Photo by - / VATICAN MEDIA / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT "AFP PHOTO /VATICAN MEDIA " - NO MARKETING - NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS

pelita.online-Pemimpin Tertinggi Umat Katolik, Paus Fransiskus menyampaikan kekhawatiran atas konflik dan kekerasan di Yaman. Seperti dilaporkan Al Jazeera, dalam pesan tradisi Tahun Baru, pada Jumat (1/1), Paus Fransiskus menyerukan kembali perdamaian dunia.

“Saya mengungkapkan kesedihan dan keprihatinan saya atas eskalasi kekerasan lebih lanjut di Yaman, yang menyebabkan banyak korban yang tidak bersalah,” kata Paus.

Menurut Paus Fransiskus, konflik yang telah mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan banyak korban yang tidak bersalah. Situasi itu dapat terlihat secara nyata di Yaman.

“Mari kita pikirkan anak-anak Yaman, tanpa pendidikan, tanpa obat-obatan, kelaparan,” tambahnya.

Paus Fransiskus muncul kembali pada Jumat (1/1) setelah sakit siatik kronis memaksanya untuk melewatkan misa Tahun Baru Gereja. Paus tidak menyebutkan penyakitnya saat ia menyampaikan seruan tradisinya untuk perdamaian dunia.

Secara khusus, Paus Fransiskus memang menyoroti kekhawatirannya tentang Yaman, yang telah dirusak oleh enam tahun kekerasan yang telah mengadu domba koalisi pimpinan Arab Saudi melawan milisi Houthi yang berpihak pada Iran.

“Kehidupan hari ini dikendalikan oleh perang, oleh permusuhan, oleh banyak hal yang merusak. Kami ingin kedamaian. Itu adalah anugerah,” kata Paus Fransiskus seraya menambahkan bahwa tanggapan terhadap krisis virus corona global menunjukkan pentingnya pembagian beban.

Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan di bandara Aden pada Rabu, yang memicu siklus baru serangan udara koalisi.

“Peristiwa menyakitkan yang menandai perjalanan umat manusia tahun lalu, terutama pandemi, mengajarkan kami betapa pentingnya menaruh minat pada masalah orang lain dan berbagi keprihatinan mereka,” katanya.

LEAVE A REPLY