Taliban Waspadai Penyusup Usai Ancaman ISIS Meningkat

0

Pelita.Online – Pemimpin Tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, memperingatkan bahaya pembangkang dan penyusup dalam kelompoknya di tengah ancaman ISIS-K yang kian nyata.
Dengan mencerminkan keseriusan ancaman, Akhundzada merilis peringatan itu melalui pernyataan tertulis yang tak pernah dilakukan sebelumnya.

Akhundzada mendesak para komandan Taliban segera membersihkan pasukan masing-masing dari para pembangkang dan penyusup.

“Semua tetua dari kelompok harus melihat ke dalam barisan mereka dan melihat apakah ada entitas tak dikenal yang bekerja melawan kehendak pemerintah, yang harus diberantas sesegera mungkin,” kata Akhundzada dalam pernyataannya pada Kamis (4/11) seperti dikutip AFP.

Akhundzada bahkan melayangkan ultimatum kepada para komandan dan petinggi Talibannya soal konsekuensi jika kedapatan ada penyusup dan pembangkang dalam satuan mereka.
Apa pun kesalahan yang terjadi, yang lebih tua yang akan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan duni ini dan di akhirat,” kata Akhundzada.

Akhundzada juga memerintahkan para komandan unit Taliban harus meluangkan waktu untuk duduk bersama para rekrutan mereka demi “memperbaiki tata krama dan perilaku mereka sehingga para mujahidin ini dapat bekerja lebih baik untuk pemimpinnya.”

Peringatan Akhundzada itu keluar ketika rezim Taliban tengah menghadapi ancaman keamanan dari ISIS.

Sejak Taliban kembali merebut pemerintahan Afghanistan pada Agustus lalu, cabang ISIS di Afghanistan (ISIS-Khorasan) melancarkan serangkaian serangan bom bunuh diri yang telah menewaskan ratusan orang.

Seorang komandan senior Taliban, Hamdullah Mokhlis, bahkan menjadi korban meninggal dalam serangan bom ISIS terbaru yang menyasar sebuah rumah sakit militer di Ibu Kota, Kabul, tiga hari lalu.

Selain itu, banyak laporan soal gelagat brutal milisi Taliban di lapangan terhadap masyarakat.

Padahal, Taliban telah berjanji akan memerintah secara lebih terbuka dan inklusif, termasuk melindungi keamanan dan hak-hak warga Afghanistan terutama kelompok minoritas.

Sebagai contoh pada pekan lalu, sekelompok milisi bersenjata yang menyebut mereka sebagai anggota Taliban menembak mati tiga tamu pernikahan hanya karena acara resepsi itu memutar musik.

Musik memang dilarang rezim Taliban karena dinilai melanggar syariat Islam interpretasi mereka yang ketat dan brutal.

Namun, juru bicara Taliban bersikeras pasukannya tidak melakukan pembantaian itu. Ia menuturkan para pembunuh tidak bertindak di bawah perintah Taliban dan berjanji akan menghukum mereka.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY