Terungkap Pesan Terakhir Freddy Budiman kepada Anaknya Jelang Eksekusi Mati

0

Pelita.online – Gembong narkoba terbesar di Indonesia Freddy Budiman kembali menjadi perbincangan publik. Hal itu seiring dengan Ferdy Sambo yang baru saja divonis hukuman mati atas kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Senin (6/3/2/2023).

Mantan Jenderal Bintang 2 Ferdy Sambo masuk dalam ke daftar sederet orang divonis hukuman mati di Indonesia.

Hukuman mati adalah hukuman pidana yang masih menjadi perdebatan panjang dari berbagai kalangan, dari masyarakat hingga pakar hukum di Indonesia.

Diketahui, hanya segelintir terdakwa dari jutaan perkara di Indonesia yang mendapatkan vonis hukuman mati. Diantaranya yang tercatat adalah Freddy Budiman, Amrozi, Mukhlas, Imam Samudra dan Mary Jane.

Freddy Budiman divonis mati pada juli 2013 atas kasus kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi yang diselundupkan dari China pada setahun sebelumnya yakni pada Mei tahun 2012 silam.

Fikri Budiman mengaku sangat hancur di saat mengetahui ayahnya harus di eksekusi mati pada waktu kejadian tahun 2016 silam

Yang pasti hancur banget, apalagi pada saat itu masih  umur 15 tahun dan belum bisa berpikir jernih, berpikir positif yang mungkin berpikir dewasa,” ucap Fikri yang dilansir dari tayangan Youtube Cumicumi, pada Sabtu 4 Maret 2023.

Fikri dan keluarga juga hanya diberi waktu 4 hari menjelang dilaksanakannya eksekusi mati terhadap Freddy Budiman.  Fikri pun mengaku tidak ada tempat dirinya untuk bersandar, karena pada saat itu dirinya pun terpisah dengan ibu kandungnya, yang merupakan istri kedua mendiang Freddy Budiman.

“Pada akhirnya sendiri, nenangin diri sendiri, terus lebih banyak mengurung diri. Nggak bisa ke temen karena temen nggak ada yang tahu, begitu pula sahabat.” ujarnya. “Mau cerita ke tante atau nenek, semuanya merasakan hal yang sama  apa yang aku rasain. Jadi yaudah sendiri,” imbuhnya.

Di kala sendiri menghadapi kehilangan sosok ayah ini pun menjadikan Fikri pernah mempertanyakan kepada Tuhan. “Mempertanyakan ke Tuhan pernah, pad saat itu aku mikirnya ‘kenapa harus aku?’ dari sekian banyak manusia yanga ada di dunia ini. Kenapa harus aku yang terpilih untuk menjalanin proses ini ,” ujarnya.

“Pada akhirnya aku mikir, semua ada hikmahnya setelah sudah bisa berpikir positif. Walaupun pada saat itu nggak bisa berpikir kayak gini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Alvin Adam selaku Host dalam program tersebut menanyakan soal apa momen terbaik Fikri Budiman bersama ayahnya Freddy Budiman menjelang akhir-akhir eksekusi mati.

“Pas papa udah pindah dari Nusakambangan ke Jakarta, papa akhirnya di lapas sekitaran Jakarta tuh aku yang tiap hari nemenin papa. Anterin makanan buat papa,” ucapnya. “Momen makan bareng sama papa jadi momen terbaik aku sih, karena di saat dalam lapas tuh nggak ada banyak kegiatan yang bisa dilakuin selain ngobrol ya, kita hanya makan, makan bareng,” sambung Fikri.

Fikri juga mengenang pada saat ayahnya akan segera dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan.  “Pas papa mau dieksekusi, semua hal yang aku butuhin sekarang tuh papa sudah ngasih tahu,” ungkapnya.

Salah satu hal disampaikan Freddy Budiman adalah tentang bekal perkuliahan untuk Fikri dalam memilih jurusan hingga menanyakan hobi hingga pasangan.

“Jadi semua hal tuh papa jabarin sebelum papa pergi, karena ini kan perjalanan satu tiket aja,  nggak bisa balik lagi. Jadi mungkin papa  memanfaatkan waktu itu untuk apapun yang papa pengen kasih tahu, dikasih tahu semua pada waktu itu” kenang Fikri.

Sumber : tvonenews.com

 

LEAVE A REPLY