Tips Jitu Berjualan Lewat Medsos

0
Warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja online di salah satu situs belanja online di Depok, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dalam waktu dekat bakal memungut pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen atas perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Pelita.online – Media sosial (medsos) tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai ajang bersosialisasi secara virtual saja. Tapi juga menjadi media berjualan yang sangat menjanjikan. Terutama di masa pandemi dimana imbauan untuk tetap di rumah dan jaga jarak. Namun, bagaimanakah cara berjualan yang sukses menggaet pembeli lewat medsos?

Digital Creator Ndorokakung mengatakan Media sosial merupakan sumber informasi utama bagi warga +62, sehingga sangat bisa dimanfaatkan untuk berjualan. Sebab, medsos sosial mampu memberikan data tentang perilaku konsumen, ini penting bagi brand. Selain itu media sosial sangat ramah bagi pebisnis. Meski demikian perlu strategi jitu untuk memanfaatkan media sosial dalam marketing.

Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan, mau brand awareness, mau meningkatkan penjualan, atau mencari lead, atau apa. “Kemudan KPI-nya apa, apakah mau meningkatkan traffic ke web, apakah lead atau sales, dan seterusnya,” jelas Ndorokakung di sela Mandiri Webinar Series bertajuk “Digital Marketing : Strategi Mendapatkan Konsumen dan Meningkatkan Penjualan”, Jumat (20/11/2020).

Selanjutnya, tambah dia, perlu menetapkan target pasar yaitu kalangan mana, usia, jenis kelamin, di perkotaan atau predesaan, kelompok pesepeda atau pengguna mobil. Sebab, ini akan menentukan konten yang cocok untuk target marketnya.

Selanjutnya, karena media sosial jenisnya, brand harus memilih sesuai dengan barang jual. Misalnya brand yang cocok menggunakan Tik-Tok adalah mereka yang menyasar pada gen Z. Sedangkan untuk konten, salah satu tipsnya harus menjawab kebutuhan konsumen.

“Kedua konten mudah diakses, makin mudah diakses dan mudah disebarkan akan meningkatkan engagement. Juga memanfaatkan influencer,” lanjutnya.

Elemen influencer juga yang dimanfaatkan aktor Ben Joshua yang kini menjadi pebisnis kuliner. Ben memulainya dengan memberi merek sambal yang dijual yang selaras dengan namanya, yaitu Ben_Cabe.

Ben mengakui nama itu mampu mendongkrak penjualan. Ben juga mengajak influencer lain untuk menarik para pembeli. Meski demikian Ben memilih tidak memasarkan Ben Cabe di akun pribadinya.

Tidak hanya itu, penting meningkatkan kepercayaan konsumen dengan memberi kemudahan akses ke penjual. “Antara lain dengan memberi kontak yang jelas dan mudah dihubungi,” paparnya.

Head of Brand Management and Digital Product Shopee Indonesia, Daniel Minardi, mengatakan memanfaatkan promosi di media sosial dan fitur-fitur promosi dalam e-commerce.

Daniel memberi saran, para pemasar sejak awal menentukan channel, misalnya toko online. Kedua, menetapkan iklan digital, ketika teman-teman telah menetapkan memilih Instagram atau Facebook, perlu difokuskan. Dengan fokus, pemasar akan bisa memaksimalkan semua manfaat yang ada dalam iklan digital tersebut. “Juga penting memperhatikan Search Engine Optimism (SEO),” lanjut Daniel.

Sementara itu, Aquarius Rudianto Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri mengatakan pihaknya berupaya mendorong kebangkitan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan mengajak mereka beradaptasi di masa pandemi. Terutama dengan memanfaatkan platform digital sebagai outlet penjualan.

Tidak hanya itu, pihaknya berupaya membantu para nasabah pebisnis ini dengan menyediakan transaksi bebas biaya, hingga mendorong transaksi digital. “Channel-channel digital kita siapkan untuk mengakomodasi kebutuhan, perkembangannya cukup drastis, kalau kita lihat sudah hampir Rp 1,7 miliar transaksi, kalau e-commerce kita sudah hampir 146 juta posisi Oktober,” tutup Aquarius.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY