Turki Protes ke Dubes AS Terkait Pengumuman Genosida di Armenia

0
Turkish President and leader of Turkey's ruling Justice and Development (AK) Party Recep Tayyip Erdogan addresses his party's parliamentary group at the Grand National Assembly of Turkey in Ankara, on January 15, 2019. (Photo by Adem ALTAN / AFP)

Pelita.online – Kementerian luar negeri Turki telah memanggil duta besar Amerika Serikat (AS) di Ankara untuk memprotes keputusan AS yang menyebut deportasi dan pembunuhan orang-orang Armenia selama Kekaisaran Ottoman sebagai “genosida”.

Seperti dilaporkan AP, Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal bertemu dengan David Satterfield pada Sabtu (24/4) malam untuk mengungkapkan kecaman keras Ankara.

“Pernyataan itu tidak memiliki dasar hukum dalam hal hukum internasional dan telah merugikan rakyat Turki, membuka luka yang sulit diperbaiki dalam hubungan kami,” kata kementerian itu.

Pada Sabtu, Presiden AS Joe Biden menindaklanjuti janji kampanye untuk mengakui peristiwa yang dimulai pada tahun 1915 dan menewaskan sekitar 1,5 juta orang Armenia Utsmaniyah sebagai genosida.

Pernyataan itu dibuat dengan hati-hati untuk mengatakan deportasi, pembantaian, dan mars kematian terjadi di Kekaisaran Ottoman.

“Kami melihat rasa sakit itu. Kami menegaskan sejarahnya. Kami melakukan ini bukan untuk menyalahkan tetapi untuk memastikan bahwa apa yang terjadi tidak pernah terulang,” kata Biden.

Pernyataan Gedung Putih segera memicu pernyataan kecaman dari para pejabat Turki, meskipun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan belum membahas masalah tersebut.

Pengumuman itu datang ketika hubungan Turki-Amerika mengalami sejumlah masalah. AS telah memberikan sanksi kepada pejabat pertahanan Turki dan mengeluarkan Turki dari program jet tempur setelah anggota NATO itu membeli sistem pertahanan S-400 buatan Rusia.

Ankara frustrasi dengan dukungan Washington terhadap pejuang Kurdi Suriah terkait dengan pemberontakan yang telah diperangi Turki selama beberapa dekade.

Turki juga menuntut ekstradisi Fethullah Gulen, seorang ulama Turki yang dituduh mengatur upaya kudeta berdarah terhadap pemerintah Erdogan pada 2016. Gulen tinggal di AS dan menyangkal keterlibatan.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY