Warga Lebak Agung Garut Antusias Saksikan Ambu, Film Berlatar Kampung Adat Baduy

0

Pelita.Online – Hembusan angin malam yang cukup menusuk kulit tak mampu membuat warga Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Garut beranjak dari tempatnya. Ambu mampu membuat mereka mengesampingkan rasa dingin dan kantuk sehingga lapangan Parkir Makam Godog malam itu tetap dipenuhi warga.

Ambu merupakan judul sebuah film dengan latar belakang kampung adat Baduy karya sutradara ternama, Farid Dermawan. Artis yang membintangi film ini pun sudah tak perlu diragukan lagi ketenaran serta   kemampuannya dalam berakting, seperti Widyawati, Laudya Cynthia Bella, Baim Wong, serta Lutesha Shadewa.

Keindahan alam pedesaan yang begitu asri ditambah bahasa masyarakat Baduy yang terkesan kasar akan tetapi lucu, membuat penonton semakin terkesan dan betah. Apalagi terdapat beberapa adegan yang sangat mengharukan dalam film yang membuat tak sedikit penonton yang sampai menitikan air mata ini.

Acting aktris senior Widyawati yang memerankan peran Ambu Misnah sebagai ibu dari Fatma yang diperankan Laudya Cynthya Bella, begitu memukau para penonton. Konflik demi konflik yang terjadi antara Ambu Misnah dan Fatma menunjukan begitu kuatnya karakter sang Ambu demi melindungi anaknya.

Konflik antara Ambu Misnah dan sang anak, Fatma bermula dari perkenalan Fatma dengan seorang pemuda asal Jakarta, Nico (Baim Wong). Fatma yang sudah terpikat oleh Nico, nekat meninggalkan Ambu Misnah serta kampung halamannya demi membangun rumah tangga dengan Nico padahal Nico mempunyai karakter yang kurang baik.

Fatma pun pada akhirnya dikarunia seorang anak yang diberinama Nona (Lutesha Shadewa). Kian lama, karakter Nico yang tidak baik pun kian kentara sehingga rumah tangga mereka sering dilanda pertengkaran yang menyebabkan Fatma mutuskan pulang ke kampung halamannya.

Dari sinilah konflik antara Ambu Misnah dan Fatma kembali sering terjadi. Bahkan kini konflik di keluarga tersebut bertambah rumit akibat sikap Nona yang juga sering memicu konflik baik dengan Ambu Misnah maupun dengan Fatma.

“Ceritanya benar-benar sangat mengharukan. Di sisi lain kita juga sangat terkesan dengan akting artis-artis kenamaan serta keindahan alam suku Baduy sehingga kita benar-benar terhibur,” komentar Yanti (35), salah seorang warga.

Ibu dari satu orang anak ini mengaku senang dengan adanya tontonan gratis berupa pemutaran film nasional. Ia berharap, kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara rutin sebagai sarana hiburan untuk masyarakat pedesaan seperti di daerahnya.

Kepala Pokja Perizinan Pengendalian dan Advokasi Direktorat Perfilman Musik dan Media Kemendikbudristek RI, Nuzul Kristanto, mengaku senang karena kegiatan yang diselenggarakannya ini bisa memberikan hiburan menyenangkan bagi warga. Pihaknya saat ini memang tengah gencar mensosialisasikan filmfilm nasional sebagai upaya lebih meningkatkan minat masyarakat terhadap ferfilman nasional yang kini kian pesat.

“Patut disyukuri jika saat ini apresiasi masyarakat Indonesia terhadap film dalam negeri tsemakin meningkat. Di sisi lain, perkembangan film Indonesia untuk saat ini pun lebih maju pesat dibanding sebelumnya,” ujar Nuzul yang ditemui seusai acara pemutaran film di Lapang Parkir Wisata Jiarah Makan Godog, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan.

Kian pesatnya perkembangan perfilman nasional menurut Nuzul bisa dilihat dari kian banyaknya film nasional yang diproduksi. Hal ini diimbangi pula dengan kian banyaknya penonton yang datang ke bioskop untuk menonton film nasional.

Nuzul pun berharap ke depannya akan semakin banyak para sineas Indonesia yang membuat filmfilm dalam negeri, dengan menyisipkan nilai-nilai budaya dalam setiap karyanya. Bekerjasama denga. Komisi X DPR RI, pihaknya akan terus mendorong kemajuan film nasional agar bisa menjadi raja di tanah air.

“Terutama filmfilm nasional yang mengangkat budaya lokal yang akan kita prioritaskan. Karena kita juga ingin melestarikan budaya lokal melalui film yang memang banyak diminati penonton,” katanya.(Aep Hendy S)

sumber : pikiran-rakyat.com

LEAVE A REPLY