Pelita.online – Banyaknya vitamin otak bercampur bahan kimia mendorong tiga pelajar SMAN 3 Ponorogo membuat vitamin omega 3 yang lebih alami. Yaitu dari ekstrak minyak ikan patin.
Bahkan, karya Muhammad Hilmi Wijaya, Brillian Reyvaldo dan Dwi Zulfahmi itu menyabet juara pertama sebagai best presentation di Future Plan Competition. Lomba itu digelar Universitas Brawijaya Malang.
“Bagian kepala dan jeroan ikan patin yang digunakan. Soalnya biasanya dibuang,” tutur Ketua Kelompok, Dwi kepada detikcom, Sabtu (23/11/2019).
Dwi menambahkan, ikan patin karena mengandung kadar omega 3 paling tinggi di antara ikan air tawar lainnya. Terutama pada bagian kepala.
“Cara mengekstraknya, kepala ikan patin direbus selama 30 menit hingga keluar cairan minyak,” terangnya.
Kemudian, lanjut dia, minyak dan air dipisahkan. Minyak kembali dipanaskan dan ditambahkan bentonit lalu didiamkan. Lanjut disentrifugasi dan minyak disaring serta dipisahkan.
“Untuk satu kilo kepala dan jeroan ikan patin bisa menghasilkan kurang lebih 100 mililiter minyak ikan patin,” tuturnya.
Menurut Dwi, untuk memastikan keampuhan vitamin hasil olahannya, dia mengujicobakan pada tikus. Kemudian tikus yang telah diuji menggunakan simulasi alat radial arm maze, kemampuannya untuk mengenali lokasi makanan meningkat drastis jika dibandingkan dengan sebelum mengkonsumsi minyak ikan patin.
“Bahkan jika dibandingkan dengan vitamin omega 3 yang ada di pasaran, minyak buatan kami memiliki kandungan omega 3 lebih baik,” paparnya.
Guru pembimbing Siti Nurwaqidah menambahkan, tikus putih dipilih karena memiliki karakter anatomi dan fisiologi lebih mudah diamati.
“Selain itu, ukuran tubuh tikus yang relatif kecil lebih mudah sebagai hewan percobaan,” ujarnya.
Sumber : Detik.com
