5 Kg Sabu Senilai Rp 25 Miliar Dimusnahkan

0

Pelita.onlineĀ – Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Jatim memusnahkan barang bukti narkoba jenis sabu seberat 5,26 kg atau senilai Rp 25 miliar. Sabu tersebut merupakan hasil penyitaan dari dua tempat berbeda.

“Total yang kami musnahkan 5,26 kg kira-kira senilai Rp 25 miliar. Kita dapatkan dari dua TKP berbeda. Pertama di daerah sekitar Juanda dan jalan tol Waru Gunung,” kata Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Bambang Priambadha kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).

Bambang menuturkan pada penangkapan pertama di daerah Juanda, pihaknya harus menembak salah satu tersangka. Hal itu terpaksa dilakukan karena tersangka berupaya melarikan diri dan melawan petugas.

“Tersangkanya yakni Rizal dan Jupri. Satu orangnya tertembak mati bernama Jupri karena melarikan diri dan melawan. keduanya ini asli dari Aceh,” tegas Bambang.

“Rizal dijanjikan apabila sudah menjual 100 gr akan mendapat uang 1 juta. Itu kasus pertama,” tambah Bambang.

Menurut Bambang, dari tangan tersangka Rizal, pihaknya menyita sebanyak tiga poket sabu dengan masing-masing seberat 13 gram, 15,2 gram dan 8,9 gram. Tak hanya itu, tersangka juga mengakui masih menyimpan sabu lainnya yang disembunyikan di tempat kosnya seberat 1082,7 gram.

“Petugas kemudian melakukan penggeledahan kos tersangka di kawasan Sidoarjo. Hasilnya ada 13 bungkus narkotika dengan berat total 1082,7 gram,” beber Bambang.

Sedangkan pada penyitaan kedua, petugas menyita sabu seberat 4.178 gram dari tangan tersangka Safii. Sabu tersebut diketahui diambil dari Pangkal Pinang kepulauan Bangka Belitung dan akan dibawa ke Madura. Tersangka sendiri berhasil dicegat dan ditangkap di tol Waru Gunung.

“Safii hanya sopir, tapi dia kedapatan membawa empat bungkus plastik masing-masing beirisi 1.042 gram, 1.050 gram, 1.042 gram, 1.044 gram, yang disimpan dalam jok bus yang ia sewa dari malang,” ungkapnya.

Dikatakan Bambang, saat ini pemesanan serbuk setan itu paling banyak diketahui dari Madura. Dari sana, sabu kemudian disebar ke seluruh wilayah Jatim.

“Pemesannya paling banyak dari Madura lalu disebar ke seluruh Jawa Timur. Pesanan dari lapas juga ada. Tapi belum bisa kita ungkap. Karena terbentur birokrasi,” tandasnya.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY