Aksi Tengil Limp Bizkit di Soundrenaline 2018

0

Pelita.Online – Tak pernah terbayangkan oleh saya sebelumnya bisa menyaksikan langsung penampilan Limp Bizkit yang pertama kalinya datang ke Indonesia. Saya kenal band nu metal asal Florida, Amerika Serikat, itu lewat kaset sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

Dua jam sebelum Limp Bizkit tampil pegunjung sudah berdesakan di barisan depan panggung A, Soundrenaline 2018, Minggu (9/9). Kesempatan menyaksikan Limp Bizkit dari dekat tak akan saya sia-siakan.

Bulu kuduk pun berdiri ketika melihat gitaris Wes Borland naik panggung tepat pukul 23:34 WITA. Disusul vokalis Fred Durst yang mengenakan bucket hat, jersey salah satu klub National Football League, celana gombrong bermotif bunga dan sarung tangan merah.

Barisan pegunjung yang tenang seketika berantakan saat Limp Bizkit menyanyikan lagu Thieves milik Ministry dan Hot Dog. Mereka melompat sambil bernyanyi, saya terpukul mundur ketika pengunjung membentuk lingkaran moshpit.

 

Gitaris Limp Bizkit, Wes Borland. (CNN Indonesia/M Andika Putra)

Canda dan tengil adalah dua kata yang dapat menggambarkan penampilan band yang terbentuk sejak 1994 ini. Kurang lebih selama penampilan satu jam 15 menit, Durst sering kali bercanda dan berlaku tengil pada penonton

Misalnya setelah menyanyikan lagu Rollin’ (Air Raid Vehicle) dan May Way. Durst menyapa penonton Indonesia yang disisipkan candaan yang tengil.

“Terima kasih telah mengundang kami. Ke Indonesia adalah mimpi yang jadi kenyataan,” kata Durst.

Durst melanjutkan sambil memasukkan tangan kanan ke kantung celana, “Sebentar saya punya sesuatu untuk kalian semua.” Alih-alih mengeluarkan sesuatu, ia malah mengacungkan jari tengah ke arah penonton.

Simbol ejekan yang dianggap kasar di negara Barat itu disambut tawa penonton. Bahkan banyak penonton balas mengacungkan jari tengah. Ini menjadi tanda bahwa penonton masih bisa diajak becanda.

Hampir di setiap jeda lagu, Durst melakukan candaan serupa, seperti saat usai membawakan lagu Livin’ It Up, Faith milik George Michael, Nookie dan Killing In The Name milik Rage Againts The Machine. Bila tak mengacungkan jari tengah, ia akan berkata kasar pada penonton.

Seperti Durst berkata “Bilang f*ck you, itu membuat saya senang”. Setelah penonton berkata ‘f*ck you’, Durst malah kembali bertanya “Dengan siapa kalian berbicara?”.

Mayoritas penonton masih meladeni candaan dengan tertawa dan melontarkan ejekan serupa. Namun candaan itu terlalu sering hingga jeda waktu antar lagu terasa cukup membosankan.

 

Vokalis Limp Bizkit, Fred Durst. (CNN Indonesia/M Andika Putra)

Interaksi dengan candaan yang tengil cenderung baik karena bisa memanaskan penonton, tapi akan jadi menyebalkan bila terlalu sering. Tapi, memang seperti itulah gaya Durst, mau tak mau harus diterima.

Meski begitu, Durst juga berinteraksi dengan cara lain pada penonton. Beberapa di antaranya, mengucapkan terima kasih dan mengaku senang bisa tampil di Indonesia. Bahkan Durst sempat turun panggung dan bersalaman dengan penonton yang berada di barisan depan saat menyanyikan lagu My Generation.

Saat bersalaman, ada salah satu penonton yang menarik tangan kanan Durst cukup kencang. Durst tak segan memukul dengan mik dan meminta tak dipegang lagi oleh penonton tersebut. Durst mengira penonton itu sedang teler.

“Dia sedang mabuk, biarkan dia, tinggalkan dia sendiri,” kata Durst.

Di tengah penampilan Limp, Bizkit sempat membawakan beberapa lagu musisi lain secara medley. Salah satunya adalah lagu Jump Around milik House of Pain.

Sayang durasi per lagu yang dibawakan secara medley terlalu singkat hingga terasa tanggung. Penonton yang sedang asyik menikmati lagu seketika berhenti. Saya merasa ‘dipermainkan’ oleh mereka.

Penampilan itu membuat saya mencari tahu aksi-aksi Limp Bizkit di KUNST!Rasen Festival 2018 sebelum datang ke Indonesia. Dalam festival yang digelar di Jerman itu Limp Bizkt tampil dengan gaya interaksi dan musik yang serupa.

Mereka juga sempat membawa sejumlah lagu secara medley di KUNST!Rasen Festival 2018, salah satunya adalah lagu Smells Like Teen Spirit dan Heart Shaped Box milik Nirvana. Dan Durst, juga berinteraksi pada penonton dengan candaan tengil seperti membahas soal seks.

Pencarian itu juga menjawab pertanyaan saya dan penonton lain mengapa layar besar yang menjadi latar panggung hanya menampilkan gambar mobil tak bergerak. Limp Bizkit juga hanya menampilkan gambar mobil tak bergerak pada KUNST!Rasen Festival 2018.

Limp Bizkit menutup penampilan dengan membawakan lagu Break Stuff dan Take A Look Around. Dua lagu itu layak dijadikan sebagai penutup karena merupakan salah dua lagu hit Limp Bizkit.

Dua lagu itu dibawakan cukup baik oleh Limp Bizkit. Durst mondar-mandir kanan kiri panggung untuk menyemangati penonton. Ia juga sempat meminta penonton untuk jongkok dan melompat bersama ditengah lagu Take A Look Around.

Tak ada penonton yang berteriak ‘we want more’ seakan menandakan penampilan Limp Bizkit amatlah memuaskan. Kekurangan seperti candaan yang membosankan dan medley yang nanggung setidaknya terlupakan oleh penutupan yang baik.

cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY