Astronot Kaji Hunian Murah di Ruang Angkasa

0

Cape Canaveral, Florida, PelitaOnline.id – Astronot pada Senin melayang untuk pertama kali dalam “hunian tiup” di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) guna mengkaji jenis hunian lebih murah dan aman bagi para awak selama misi tinggal yang lama di luar angkasa, ungkap Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Teknisi pesawat ISS Jeff Williams dan Oleg Skripochka membuka pintu “hunian tiup”, bernama Bigelow Expendable Activity Module (BEAM) pada 4.47 pagi atau 08.47 pagi waktu GMT, Senin.

BEAM yang didesain dan dibuat perusahaan swasta Bigelow Aerospace, merupakan “hunian tiup” pertama yang akan diuji para astronot di luar angkasa. Perusahaan yang berbasis di Las Vegas itu sebelumnya telah menerbangkan dua prototipe tak berawak alat tersebut.

BEAM diterbangkan ke ISS via pesawat kargo luar angkasa SpaceX Dragon pada April. Hunian itu sempat dipompa hingga mencapai ukuran ruang tidur kecil pada 28 Mei.

Alat itu dijadwalkan tetap berada di ISS, yaitu laboratorium riset senilai 100 miliar dolar AS yang terbang sejauh 400 kilometer atau 250 mil di atas bumi selama dua tahun.

Williams dan Skripochka tampak menggunakan masker dan senter, melayang di ruang BEAM yang gelap pertama kalinya guna mengumpulkan data udara untuk dianalisis dan diteruskan ke bagian informasi teknis proses penggelembungan BEAM.

Williams menyatakan ke pengawas pesawat bahwa BEAM tampak “sempurna”, demikian ungkap Gary Jordan, seorang komentator misi itu sepanjang siaran televisi NASA.

Williams turut menambahkan, suhu di dalam BEAM cukup dingin, tetapi tidak ada tanda terjadinya kondensasi pada dinding BEAM, terang Jordan.

Para astronot akan kembali lagi ke BEAM pada Selasa dan Rabu guna memasang sensor temperatur dan radiasi, begitu juga instrumen lain yang mendukung pengumpulan data dari dampak adanya mikro-meteoroid dan puing orbit lainnya.

Pintu BEAM akan tetap tertutup, walau nantinya akan terbuka saat astronot masuk sebanyak enam atau tujuh kali selama setahun untuk mengambil data hasil rekaman, kata NASA.

BEAM yang dibuat dari material ringan dan dapat digelembungkan itu dilindungi lapisan rangka dan struktur perlindungan luar yang lebih murah dibanding hunian berbahan besi.

Alat itu dinilai mampu melindungi astronot dari radiasi dengan lebih baik. (Antara/Reuters)

“Teknologi ini dapat digunakan dalam pengembangan desain masa depan untuk misi ke Planet Mars,” terang Jordan.

Bigelow Aerospace sendiri memiliki misi menerbangkan hunian luar angkasa berukuran 20 kali lebih besar dari BEAM yang dapat disewa perusahaan dan organisasi riset. (Uu/KR-GNT)

LEAVE A REPLY