Pelita.online – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap ASEAN bisa ikut menyelesaikan krisis di Myanmar setelah kudeta militer. Seperti dilaporkan BBC, Sabtu (24/4/2021), PBB mengirim Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan berada di Jakarta untuk pertemuan di sela-sela KTT.
“Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan KTT ASEAN untuk menyelesaikan krisis dan mencegah kemungkinan implikasi kemanusiaan yang parah di luar perbatasan Myanmar,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Aksi protes massal telah terjadi di seluruh Myanmar sejak militer menguasai dan mengumumkan keadaan darurat selama setahun.
Angkatan bersenjata mengklaim telah terjadi kecurangan yang meluas selama pemilihan umum akhir tahun lalu yang telah mengembalikan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ke tampuk kekuasaan.
Sebagai ganti, militer Myanmar berjanji bahwa mereka akan mengadakan pemilihan umum yang “bebas dan adil” setelah keadaan darurat selesai.
Dalam beberapa minggu terakhir, militer telah meningkatkan tekanan kekuatannya terhadap pengunjuk rasa. Satu insiden bentrokan pada awal bulan ini di kota Bago yang menewaskan lebih dari 80 orang.
Saksi mata mengatakan kepada media lokal bahwa tentara telah menggunakan senjata berat dan menembaki apa pun yang bergerak.
Sumber: BeritaSatu.com