BMKG: Aktivitas Gempa di Kalimantan Paling Rendah

0

Pelita.online – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Pulau Kalimantan memiliki catatan aktivitas gempa bumi terendah. BMKG menilai Kalimantan lebih aman dibanding Pulau Jawa yang memiliki dampak kerusakan besar akibat gempa.

“Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/8/2019).

Dwikorita memaparkan, kondisi seismisitas Pulau Kalimantan yang relatif rendah ini berdasarkan sejumlah fakta, di antaranya wilayah Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia. Kedua, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust).

“Ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa,” jelasnya.

Mesti begitu, BMKG menyarankan untuk tetap adanya perencanaan terkait mitigasi bencana dengan menyiapkan tata ruang pantai. Hal itu mengingat Pulau Kalimantan khususnya wilayah pesisir Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan masih berhadapan dengan sumber gempa.

“Tata ruang pemanfaatan daerah pesisir harus berbasis mitigasi bencana, Ini penting guna mengantisipasi bencana tsunami di pantai rawan tsunami dan tangguh menghadapi tsunami,” katanya.

BMKG bersama kementerian dan lembaga terkait sedang menyiapkan sistem monitoring gempa dan langkah-langkah mitigasi gempa bumi dan tsunami. Di tahun 2019, BMKG akan memasang sensor gempa sebanyak 194 unit sedangkan pada tahun 2020. BMKG juga akan memasang sensor gempa sebanyak 154 unit untuk merapatkan jaringan monitoring gempa nasional termasuk di wilayah Pulau Kalimantan.

“BMKG bersama Kementerian/Lembaga lain berupaya meminimalisir sekecil mungkin risiko kebencanaan di wilayah tersebut dengan menyiapkan skenario mitigasi bencana yang tepat, terpadu, dan berkesinambungan,” tutur Deputi Geofisika BMKG Mohammad Sadly menambahkan.

Tidak hanya itu, di tahun 2020 BMKG juga telah merencanakan pembangunan 300 sarana penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami Warning Receiver System (WRS) di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di wilayah Pulau Kalimantan.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY