Bye! 7 Produk Asing Sempat Eksis di RI Tapi Kini Telah Tiada

0

pelita.online –  Produk asing sering menjamur di Indonesia. Di berbagai etalase toko pasti ada beberapa produk asing.

Meski begitu, semuanya tidaklah abadi. Beberapa produk justru hengkang dari Indonesia.

Ada yang eksis selama hampir satu abad tetapi berakhir penutupan penjualan di pasar Indonesia. Ada pula yang hadir selama satu hingga dua tahun dan terpaksa cabut karena tidak cocok dengan pasar Indonesia.

Pada akhirnya, produk-produk itu hanya tinggal sejarah dan kenangan.

CNBC Indonesia setidaknya merangkum tujuh produk asing yang sempat eksis di Indonesia sebelum hengkang dan menghilang. Apa saja?

1. Nikon

Nikon adalah perusahaan kamera asal Jepang yang sudah berdiri sejak 1917. Produk-produknya sudah terbukti berkualitas tinggi dan terkenal di seluruh dunia. Di Indonesia, Nikon mulai eksis menjalankan bisnisnya pada 2012 silam.

Namun, kiprah Nikon di Indonesia harus berhenti pada 2020 silam. Tepat pada 21 Oktober 2020, PT Nikon Indonesia resmi tutup. Mengutip Detik.com, penutupan ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, restrukturisasi dan penghematan dalam rangka pandemi Covid-19. Kedua, penurunan pangsa pasar Nikon secara global oleh pabrikan pembuat kamera mirrorless.

Meski begitu, operasi dan penjualan resmi Nikon dilanjutkan oleh PT Alta Nikindo, selaku distributor resmi di Indonesia.

2. Pepsi

Minuman berwarna biru ini tak ada lagi di etalase toko seluruh Indonesia per Oktober 2019 setelah 26 tahun eksis.

Penyebabnya karena PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM), yang selama ini mendapatkan hak eksklusif untuk memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk minuman Pepsi diketahui telah mengakhiri kontrak kerja sama dengan PepsiCO Inc (PepsiCO).

Mengutip Detik.com, penghentian kontrak ini disebabkan oleh kalah saing dengan Cola-Cola. Kabar baiknya, Pepsi kini bakal kembali hadir di Indonesia usai mendirikan pabrik baru di Karawang.

3. Chevrolet

Keputusan hengkangnya Chevrolet yang sudah eksis di Indonesia sejak 1920 ini terjadi pada akhir Maret 2020. Hal ini diumumkan oleh General Motors (GM), yang merupakan produsen mobil Chevrolet, dari pasar Indonesia.

Alasan GM hengkang dari Indonesia karena GM tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan berkesinambungan. Pelemahan harga komoditas dan tekanan mata uang asing juga jadi penyebab lainnya.

Meski begitu, GM akan tetap memberikan pelayanan kepada pelanggan Chevrolet dalam bentuk layanan garansi dan purnajual.

4. Ford

Perusahaan mobil ternama ini memutuskan hengkang dari Indonesia pada 2016 silam.

Mengutip CNN Indonesia, Ford lewat Ford Motor Indonesia resmi undur diri dari seluruh kegiatan operasi di Indonesia pada semester kedua 2016. Langkah ini termasuk menutup dealer dan menghentikan penjualan serta impor resmi semua kendaraan Ford.

Meski begitu, pada Januari 2022 Ford resmi kembali ke pasar otomotif Indonesia melalui RMA Group Indonesia. Perusahaan yang sebelumnya hanya memegang layanan aftersales setelah Ford Motor Indonesia menutup bisnis pada 2016 ini telah meningkatkan statusnya menjadi distributor Ford untuk memulai penjualan mobil baru pada 2022.

5. Walmart

Walmart adalah hypermarket terkenal di Amerika Serikat. Sayang kejayaan di Paman Sam tak terjadi di Indonesia. Meski dibekingi oleh Lippo Group, umur Walmart hanya bertahan sekitar 1 tahun aja, tepatnya dari 1996-1997.

Penyebab kegagalan ini disebabkan oleh kalah saing dari toko retail lokal milik Hari Darmawan, yakni Mega M. Kelak, Mega M berubah nama menjadi Matahari.

6. Uber

Uber hadir di Indonesia pada 2014 ketika pasar aplikasi transportasi daring tumbuh pesat berkat kehadiran Go-Jek dan Grab. Perusahaan asal Amerika Serikat ini secara langsung bersaing dengan dua perusahaan itu.

Namun, pada 26 Maret 2018, Uber secara resmi menutup seluruh bisnisnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Setelahnya, bisnis Uber diberikan kepada Grab.

7. 7 Eleven

7-Eleven adalah retail asal Amerika Serikat yang hadir pada 2009. Meski tergolong ramai pengunjung karena bisa jadi tempat nongkrong, umur 7-Eleven tergolong singkat.

Perusahaan ini hanya bertahan selama 8 tahun. Tepat pada Juni 2017, seluruh gerai 7-Eleven di bawah PT Modern Internasional Tbk, resmi tutup. Mengutip CNN Indonesia, menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto penutupan ini disebabkan oleh masalah tata kelola manajemen internal dan bukan karena iklim usaha retail.

“Masifnya ekspansif 7-Eleven kenyataanya tak membuat pangsa pasar ikut terdongkrak. Di tambah lagi manajemen yang kurang kuat membuat rencana bisnis pada akhirnya tak tercapai,” tulis CNN Indonesia.

sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY