Citra Satelit Tunjukkan Militer Israel Kepung Kota Gaza

0

pelita.online – Agresi militer Israel melalui jalur darat semakin dekat ke Kota Gaza kota terbesar dan terpadat di Jalur Gaza, Palestina, berdasarkan citra dan video satelit.
Dilaporkan CNN pada Sabtu (4/11), militer Israel merangsek masuk Jalur Gaza dari sejumlah lokasi. Pada 28 Oktober, Israel menempatkan tank mereka di tiga lokasi pada batas utara Jalur Gaza.

Kemudian pada 31 Oktober, militer Israel masuk ke Jalur Gaza lewat Beit Hanoun dan bergerak ke selatan menuju Kota Gaza. Pada hari yang sama, tentara Israel Defense Forces (IDF) tiba di bagian utara Kota Gaza.

Pada Rabu (1/11), satelit Badan Antariksa Eropa menangkap gambar dengan indikasi tentara Israel hanya sekitar sekilometer dan mengelilingi Kota Gaza. CNN menyebut, dari gambar tersebut, jejak kendaraan lapis baja berat melintasi jalanan di Jalur Gaza menuju selatan ke pusat kota.

Hingga pada Jumat (3/11) waktu setempat, jurubicara IDF menyebut pihaknya sudah mengepung Kota Gaza baik dari darat, laut, dan udara.

“Tentara IDF mengepung Gaza dari udara, darat, dan laut, mengelilingi kota Gaza dan sekitarnya,” kata juru bicara IDF, Daniel Hagari. Ia juga menyebut tentaranya “menghancurkan infrastruktur” warga Palestina disana dan membunuh para prajurit “teroris”.

Citra satelit dan rekaman video juga menunjukkan militer Israel di Jalan Salah Al-Din, sebuah jalan raya yang membentang sepanjang Jalur Gaza.

Mereka menghalangi siapapun yang berada di Kota Gaza bergerak ke Selatan, meski sebelumnya mereka juga meminta warga evakuasi ke selatan.

Sebuah video yang muncul pada Senin (30/10) karya jurnalis Palestina, Yousif Al Saifi, menunjukkan tank Israel melepaskan tembakan ke sebuah mobil di jalan.

Serangan Israel ke Palestina ini membuat jumlah korban sipil semakin berjatuhan di Jalur Gaza yang sudah dikepung Israel selama beberapa dekade.

Tercatat, setidaknya ada lebih dari 9.150 orang Palestina di Gaza tewas, menambah panjang daftar korban di wilayah sempit berpopulasi padat itu.

Israel juga memblokade suplai bahan bakar ke Gaza, yang membuat masyarakat dan rumah sakit di Jalur Gaza tak memiliki listrik.

Selain itu, Israel juga melakukan serangan ke kamp pengungsian dan ambulans yang sedang melakukan konvoi medis. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran hukum kemanusiaan.

PBB pada Jumat (3/11) sudah menyatakan bahwa para bayi yang baru lahir, perempuan, dan anak-anak “secara tidak proporsional menanggung beban” atas agresi ini.

“Pemboman, fasilitas kesehatan yang rusak atau tidak berfungsi, pengungsian dalam jumlah besar, pasokan air dan listrik yang habis, serta terbatasnya akses terhadap makanan dan obat-obatan, sangat mengganggu layanan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak,” kata PBB dalam pernyataan bersama mereka.

Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah juga menyebut sebanyak lebih dari 23 ribu orang di Jalur Gaza terluka karena agresi dan peperangan ini.

Laporan kementerian menyatakan bahwa hampir 73% kematian terjadi pada kelompok rentan, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY